![]() |
Seekor sapi perah di Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan terjangkit LSD atau penyakit lato-lato |
KUNINGAN - Kabar kurang baik datang dari Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan. Beberapa ekor sapi perah milik peternak yang ada di daerah tersebut diketahui sudah ada yang terjangkit penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) yang merupakan penyakit menular yang berbahaya bagi hewan ternak.
"Di tiga peternakan tadi ditemukan sejumlah sapi perah positif terkena penyakit LSD atau cacar pada sapi," kata Jhonnais.
Ia menerangkan, ciri-ciri sapi yang terjangkit LSD ini ada benjolan atau bentol-bentol pada seluruh tubuhnya. Bentol-bentol tersebut, awalnya berwarna putih yang kemudian akan menghitam.
"Setelah warna bentolnya menjadi hitam, nanti akan pecah dan mengeluarkan nanah atau cairan," katanya.
Sapi-sapi perah yang terjangkit LSD atau yang saat ini banyak disebut penyakit lato-lato ini, sudah teridentifikasi sejak sepekan yang lalu.
"Saat ini ada dalam penanganan kami dan Petugas dari Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Kuningan,' ucapnya.
Perawatan yang dilakukan untuk mencegah penularan penyakit LSD ini, dilakukan dengan memberikan obat dan vitamin pada sapi yang terjangkit secara berkala.
Kemudian dilakukan juga penyemprotan disinfektan pada tubuh sapi dan lingkungan sekitarnya.
"Untuk pencegahan kita lakukan isolasi mandiri di kandang setempat, agar virus penyebab LSD tidak menular pada kandang lainnya," terang Jhonnais lagi.
Upaya pencegahan lainnya adalah dengan pemberian Bio-security yang bagus, sapi atau peternak jangan mengunjungi kandang lain yang masih steril, dan pemberian pakan yang bagus.
"Jika ada peternak yang menemukan gejala LSD pada sapinya harap segera lapor ke petugas kesehatan hewan di Diskanak agar bisa diobati secara berkala," tandasnya.
Untuk diketahui, Lumpy Skin Disease (LSD) atau penyakit kulit berbintik-bintik adalah penyakit menular pada hewan ternak seperti sapi, kerbau, dan bison. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui gigitan serangga seperti lalat dan nyamuk.
LSD ditandai dengan munculnya benjolan-benjolan pada kulit hewan yang terinfeksi, yang dapat berubah ukuran dari kecil hingga besar dan menyebabkan kerusakan pada kulit serta turunnya produktivitas susu pada sapi.
Penyebaran penyakit ini dapat dicegah melalui penggunaan vaksin, tindakan karantina, dan pengendalian populasi serangga vektor. Jika terjadi wabah, segera hubungi dokter hewan atau petugas kesehatan hewan untuk penanganan yang tepat.
Lumpy berarti "berbintik-bintik" atau "berisi benjolan". Istilah ini sering digunakan dalam konteks Lumpy Skin Disease (LSD) karena salah satu tanda klinis penyakit ini adalah munculnya benjolan-benjolan pada kulit hewan yang terinfeksi.