![]() |
Alfi Aulia Hasbullah saat bersitegang dengan petugas agar aksinya diperbolehkan |
KUNINGAN - Jika diijinkan untuk dibacakan dalam aksinya di Gedung DPRD Kuningan, Kamis (30/09/2021) ini, Alfi Aulia Hasbullah, Mahasiswa Universitas Islam Al Ihya Kuningan, menyebutkan akan membacakan tiga buah narasi puisi.
Puisi tersebut diakuinya telah lama dipersiapkan untuk aksi yang bertepatan dengan peringatan sejarah pemberontakan G30S/PKI tanggal 30 September.
Sayangnya, belum satu bait pun puisi itu dibacakan, Alfi telah digelandang petugas karena dianggap tidak menempuh ijin sesuai aturan untuk menyampaikan pendapat di muka umum. Dan pihak DPRD Kabupaten Kuningan pun tidak memberikan ijin kepada dirinya untuk berpuisi karena Surat Pemberitahuan aksi yang dibuatnya dinilai tidak jelas.
Berdasarkan salinan yang disampaikan Alfi kepada Kuningan Religi, begini isi puisi yang akan dibacakan Alfi jika diijinkan untuk melakukan aksi hari ini:
MATA LUKA SENGKON KARTA
SERUPA MASKUMAMBANG
PUPUH MENGANTARKAN WEJANGAN HIDUP
KECAPI DALAM SUARA SUNYI MENYENDIRI
PUPUH DAN KECAPI MEMBALUT NYERI
MENYATU DALAM SUARA GENTING
TERLUKA MELUKAI LUKA-LUKA
MENGANGA AKIBAT ULAH MANUSIA
TERENGAH-ENGAH DALAM TABUNG DAN SELANG
AKU SEORANG PETANI BOJONG SARI
MENGHIDUPI MIMPI
DARI PADI YANG DITANAM SENDIRI
KESEDERHANAAN PANUTAN HIDUP
DAPAT UNTUNG
DILIPAT DAN DITABUNG
1974 TANAH AIR YANG KUCINTA
BERUMUR DUA PULUH SEMBILAN TAHUN
WAKTU YANG MUDA BAGI BERDIRINYA SEBUAH NEGARA
LAMBANG GARUDA
DASARNYA PANCASILA
UNDANG-UNDANG EMPAT LIMA
MERAJUT BANYAK PERISTIWA
PERALIHAN KEPEMIMPINAN YANG MENDESAK
BUNG KARNO DIGANTI PAK HARTO
DENGAN DALIH KEAMANAN NEGARA
PEMBANTAIAN ENAM JENDERAL SATU PERWIRA
Karya Sutardzi Calzoum Bachri
Tanah air mata
tanah tumpah Dukaku
Mata air, air mata kami
Air mata, Tanah Air kami
Di sinilah kami berdiri
menyanyikan air mata kami
di balik gembur subur tanahmu
kami simpan perih kami
di balik etalase megah gedung-gedung mu
Kami coba sembunyikan derita kami
kami coba simpan nestapa
Kami coba kuburkan duka lara
tapi perih tak bisa sembunyi
ia merebak kemana-mana
bumi memang tak sebatas pandang
dan udara luas menunggu
narmun Kalian takkan bisa menyingkir
ke manapun melangkah
kalian pijak airmata kami
kemanapun terbang Kalian kan hinggap di air mata kami
kemanapun berlayar,kalian arungi air mata kami
kalian sudah terkepung
takkan bisa mengelak takkan bisa Kemana pergi
menyerahlah pada kedalaman air mata
Ironi Negeri Ini
karya Afriani Afda
sayup-sayup terdengar berita
saat satu demi satu wakil rakyat menjadi tikus
dengan entengnya mereka bersulap Ria
ya
menyulap uang rakyat demi kepentingan mereka sendiri
tanpa pedulikan rakyat kecil
hei
Indonesia kaya
Aku bangga Indonesia kaya
tapi
Adakah yang bisa enyahkan para tikus berdasi itu
baju kumal
kulit dekil
demi mengais rupiah
saat kami mengadu ke gedung-gedung mewah itu
para pasukan tegap mengusir kami
dengan lunglai kami pulang penuh caci dalam hati
Janji-janji mereka katakan
janji-janji mereka ucapkan
janji janji mereka teriakan
berkobar ...berkobar
tapi apa?
janji janji yang kau' ucapkan busuk
janji-janji yang káu ucapkan busuk
ini yang dinamakan politik
setelah 76 tahun indonesia merdeka
Tak ada wakil rakyat yang peduli semua rakyat kecil
Janji-janji yang kau ucapkan busuk
Katanya Indonesia kaya
Katanya Indonesia subur
Katanya uang yang diperuntukan untuk kami
Kau dibelikan rumah-rumah mewah mu
(Nars)