KUNINGAN - Dua buah video yang berdurasi sama, 30 detik, beredar di status aplikasi Whatsapp warga Kuningan, pada Kamis (28/01/2021) sore. Video tersebut memperlihatkan kejadian pusaran angin (puting beliung) yang berputar-putar di area persawahan.
Warga yang berada dalam video pertama tersebut terdengar berteriak mengucapkan Istighfar beberapa kali. Di akhir video itu angin puting beliung akhirnya reda.
Di video kedua, dengan lokasi pengambilan gambar berbeda, terlihat angin puting beliung lebih besar dari penampakkan pada video pertama. Warga dalam video kedua, terdengar berteriak penasaran apa yang dilihatnya.
Menurut informasi, kejadian yang terdapat dalam video tersebut adalah di sekitar persawahan Desa Ciherang, Kecamatan Kadugede, Kabupaten Kuningan.
Dede (45 tahun), warga Desa Ciherang saat dikonfirmasi kuninganreligi.com terkait video yang beredar membenarkan bahwa angin puting beliung itu terjadi di wilayah desanya.
"Iya, kejadiannya Kamis sore tadi sekira pukul 17:00 WIB. Bahkan banyak warga Ciherang yang menyaksikannya, dan akhirnya videonya tersebar di status WA mereka," terang Dede.
Kejadiannya, imbuh Dede, hanya berlangsung di sekitar area persawahan saja dan tidak masuk ke pemukiman warga.
"Hampir lima menitan Kang, sempat ramai. Tapi Alhamdulillah tidak menimbulkan kerusakan apapun di pemukiman warga," jelasnya.
Sementara, Kepala Desa Ciherang, Masjda, menambahkan keterangan melalui sambungan seluler, bahwa pusaran angin tersebut bergerak dari batas tanah bengkok Kades, dan terjadi selama 3 menitan.
"Terjadi di ujung tanah bengkok Kades. (Menurut kepercayaan warga) ini pertanda akan ada peningkatan produksi panen nanti, ditengah susahnya warga mendapatkan pupuk," tuturnya.
Terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Kuningan, Indra Bayu Permana, saat ditanya wartawan, Kamis petang, juga membenarkan kejadian angin puting beliung tersebut.
"Betul di Ciherang, " jawabnya.
Indra menambahkan, kejadian pusaran angin/angin puyuh memang terjadi di area pesawahan warga.
"Info yang kami terima sementara aman dari pemukiman. Warga dihimbau tetap waspada," pungkasnya.(Nars)