Mengharukan, Pemakaman Ibu yang Dianiaya Anak Kandung | Tetangga Sebut Korban Sempat Wudhu di Rumahnya - Kuningan Religi

Breaking



Sabtu, 22 Agustus 2020

Mengharukan, Pemakaman Ibu yang Dianiaya Anak Kandung | Tetangga Sebut Korban Sempat Wudhu di Rumahnya

Makam Tempat Peristirahatan Terakhir Jumirah
KUNINGAN - Tanah merah bertabur bunga dan diteduhi payung, jadi tempat peristirahatan terakhir Nenek Jumirah (75 tahun), warga Dusun Bojong, Desa Kadatuan, Kecamatan Garawangi, yang harus bertemu Sang Pencipta akibat perbuatan anak kandungnya sendiri pada Jumat (21/08/2020) petang.

Prosesi pemakaman Jumirah, dilakukan secara khidmat di TPU Desa Kadatuan, Kecamatan Garawangi, pada Sabtu (22/08/2020).



Terpantau, seluruh kerabat, anak-mantu, cucu dan warga desa berdatangan untuk menghadiri pemakamannya. Termasuk keluarga anak-mantu dari Kabupaten Karawang, juga ikut hadir.

Usai pemakaman, para kerabat dan warga nampak masih berkumpul di sekitar rumah Jumirah. Sesekali mereka menceritakan perihal kelakuan OS (45 tahun), anak kandung korban, yang sering berperilaku aneh, hingga akhirnya mengakibatkan hilangnya nyawa ibunya sendiri.

Salah seorang tetangga depan rumah korban, Sukriah (80 tahun), menceritakan bahwa sehari sebelumnya, korban Jumirah sempat ngobrol dengan dirinya di teras depan.

"Siang hari kemarin, Jumirah sempat berwudhu di MCK samping rumah saya. Ia mengeluhkan air di rumahnya habis karena dibuang-buang anaknya, " kata Sukriah.

Ia sendiri mengaku terkejut, saat sedang pergi ke luar desa pada Jumat petang, tiba-tiba mendengar berita bahwa korban, yang selama ini jadi teman ngobrolnya itu telah pergi untuk selamanya.

"Saya lagi di Tarikolot waktu dengar Jumirah meninggal. Jelas terkejut, " ujarnya.

Ditanya soal kabiasaan sehari-hari pelaku OS, Sukriah menyebut bahwa pelaku memang sering meresahkan warga. Kebiasaan OS, tuturnya, sudah delapan tahun mengalami gangguan mental. Terkadang sembuh, kadang juga kambuh lagi.

"Warga sini mah sering diganggu pelaku, Ia sering melakukan hal-hal aneh. Kemarin saja ada yang jemur padi diacak-acak oleh si OS ini, " papar Sukriah.
Suasana Rumah Duka

Pelaku juga, ujarnya, pernah menikah dua kali. Istrinya, satu orang Kabupaten Ciamis dan satu lagi dari tetangga desa. Dari dua istrinya itu, pelaku juga punya anak.

"Mungkin karena sakit mentalnya sehingga Istri pelaku tidak mau meneruskan rumah tangga dengannya, " sebutnya.

Jumirah (75 tahun), warga Desa Kadatuan, ditemukan warga bersimbah darah di dapur rumahnya pada Jumat (21/08) petang. Di sampingnya, warga melihat anak kandungnya, OS (45 tahun) sedang mondar mandir dan hanya memakai handuk. 



Jumirah dinyatakan meninggal dunia akibat dianiaya anak kandungnya sendiri, diduga dipukul di bagian kepala dengan benda tumpul. Polisi membawa pelaku ke Mapolsek Garawangi, kemudian diserahkan ke Mapolres Kuningan untuk dilakukan penyelidikan perihal dugaan penganiayaan yang dilakukannya.

Kabar terakhir, pelaku OS, dibawa ke RS Mitra Plumbon untuk dilakukan karantina dan pengobatan mental. Sementara, proses penyelidikan yang dilakukan aparat Polres Kuningan, masih berlangsung. (Nars)