Dinkes Kuningan Sebut Ada 3 Klaster Chikungunya, Fogging Sudah Dilakukan - Kuningan Religi

Breaking



Minggu, 12 Desember 2021

Dinkes Kuningan Sebut Ada 3 Klaster Chikungunya, Fogging Sudah Dilakukan

Upaya Fogging (pengasapan) bukanlah upaya inti mencegah penyebab penyakit Chikungunya atau DBD (foto: Dinkes Kuningan) 

KUNINGAN - Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan menyebutkan di wilayahnya saat ini sudah tercatat ada 3 titik klaster berkembangnya penyakit Chikungunya yang disebabkan oleh vektor nyamuk. Ketiga titik tersebut adalah dua di Kecamatan Garawangi dan satu di Blok Pasapen Kelurahan Kuningan.
Penderita Chikungunya paling banyak untuk Bulan November- Desember ini tercatat di Blok Pasapen, dengan jumlah 40 orang. 
Kepala Dinas Kesehatan Kuningan, dr Susi Lusiyanti, melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), dr Denny Mustafa, mengatakan saat ini warga yang terpapar Chikungunya di tiga klaster tersebut sudah mendapat penanganan sehingga sudah masuk tahap penyembuhan.

"Alhamdulillah dari tiga klaster tersebut berangsur normal, tinggal sedikit warga yang saat ini sudah masuk tahap penyembuhan. Kita juga sudah lakukan fogging di tiga tempat tersebut, " terang Denny kepada kuninganreligi.com, Sabtu (11/12/2021) melalui sambungan seluler.
Dijelaskannya, penyakit Chikungunya secara intinya sama saja dengan Demam Berdarah Dengue ataupun COVID-19, yang disebabkan oleh virus.
dr Denny Mustafa, Kabid P2P Dinkes Kuningan


Untuk DBD dan Chikungunya penyebaran penyakit melibatkan vektor nyamuk.
"Jika DBD disebabkan oleh Nyamuk Aedes Aegypti, maka Chikungunya semua nyamuk bisa jadi vektor penyebaran virusnya, " ucap Denny.
Ditanya soal penanganan mencegah penyebaran Chikungunya, Ia menyebutkan, sama dengan DBD, upaya penanganan penyebaran penyakit ini yang paling utama adalah dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara massif.

BACA JUGA:

"Pemberantasan sarang nyamuk ini dengan menutup tempat yang bisa dijadikan sarang nyamuk, mengubur benda-benda yang bisa dijadikan sarang nyamuk dan menguras air/genangan air yang bisa jadi sarang nyamuk. Istilahnya 3M plus-plus, " paparnya.
Soal upaya dengan fogging, kata Denny lagi, itu hanyalah salah satu penanganan sementara yang sifatnya untuk menambah sugesti masyarakat saja. Karena di kalangan masyarakat masih ada anggapan bahwa dengan di-fogging, bisa membunuh nyamuk di sekitar lingkungan itu.
"Fogging itu sifatnya sementara, usai fogging jika masih banyak sarang nyamuk, ya tetap saja akan ada nyamuk datang lagi ke situ, " tandasnya.
Terkait penanganan wabah Chikungunya ini, Dinkes Kuningan, sudah menginstruksikan kepada tiap-tiap Puskesmas agar memberikan penanganan dengan baik kepada warga dan melaporkan bilamana ada kejadian.

Untuk diketahui, musim penghujan yang sudah memasuki bulan kedua di akhir tahun 2021 ini mengakibatkan banyaknya sarang nyamuk dari genangan-genangan air dan tempat lembab.
Warga diminta waspada dan melakukan upaya pemberantasan sarang nyamuk dengan tuntas, secara gotong-royong. Sehingga penyakit yang bersumber dari vektor nyamuk ini bisa diminimalisasi. (Nars)