KUNINGAN - Berita tentang bocah berusia 7 tahun asal Desa Margabakti Kecamatan Kadugede yang sempat viral, Jodi, kembali menyeruak ke permukaan. Kali ini ceritanya bukan tentang rumahnya yang tidak layak ataupun ekonomi keluarganya yang membutuhkan bantuan.
Cerita tentang Jodi kali ini adalah terkait "tertahannya" bantuan donasi yang diperuntukan baginya dari hasil udunan para dermawan yang dikampanyekan melalui laman online kitabisa.com.
Melalui kampanye laman tersebut dengan judul Jodi Bocah Viral ke Sekolah Tanpa Alas Kaki, bantuan donasi untuk Jodi sudah berhasil terkumpul Rp 100.323.212,-. Angka tersebut merupakan akumulasi bantuan dari sejumlah 3229 donatur yang ikut menyumbang.
Menurut informasi, dari sejumlah uang itu, pada Bulan Desember 2019 lalu telah dicairkan sejumlah Rp 45.996.000 melalui rekening bank swasta atas nama Idi Suwardi yang notabene adalah salah seorang guru di SDN Margabakti, tempat Jodi bersekolah.
Pada awal Bulan Februari 2020 ini, banyak pihak, termasuk pihak SDN Margabakti dan Pemdes Margabakti sendiri, mengaku baru mengetahui adanya pencairan uang donasi tersebut.
Menurut beberapa pemberitaan media, Idi Suwardi, melalui pesan singkatnya kepada Kepala SDN Margabakti menuliskan pengakuan membenarkan bahwa telah masuk ke rekening uang sejumlah Rp 45.900.000,-.
Perihal belum sampainya bantuan donasi untuk Jodi ini, wartawan KR melakukan konfirmasi kepada Komisi IV DPRD Kuningan untuk mengetahui langkah yang akan dilakukan agar permasalahan tersebut bisa terpecahkan.
Ketua Komisi IV DPRD Kuningan, Tresnadi, didampingi salah seorang anggotanya, H Rusliadi, mengungkapkan bahwa Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan harus segera turun tangan untuk membantu simpang siurnya bantuan donasi untuk Jodi.
"Karena ini sudah ramai di ruang publik, sebaiknya pemerintah, melalui Disdikbud segera turun membantu menyelesaikan permasalahan ini," kata Tresnadi.
Penerima pencairan donasi tersebut, imbuhnya, merupakan seorang guru di SD Margabakti yang berada di bawah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kuningan. Maka, pihaknya selaku Ketua Komisi IV, memerintahkan kepada pihak Disdikbud untuk menelusuri permasalahan yang berkembang itu.
"Karena ini bantuan dari masyarakat umum, ini harus ada pertanggungjawaban, supaya clear silakan Disdikbud membuat tim atau panitia supaya ada pertangungjawaban tersebut," jelasnya.
Pihaknya mengaku sudah mengontak Kadisdikbud Kuningan, Uca Somantri untuk segera ke lapangan untuk melakukan monitoring terkait mencuatnya pencairan donasi untuk Jodi.
"Mari kita monitor, karena saat ada permasalahan terkait ini, Disdikbud, Bupati, bahkan DPRD sendiri akan mendapat pertanyaan dari masyarakat," ujar politisi PDIP ini.
Terkait penyaluran bantuan untuk Jodi, pihaknya menyarankan agar ada pengalihan nomor rekening bank agar bantuan untuk Jodi bisa segera sampai kepada penerimanya. Alternatif kedua, Treasnadi yang diamini oleh Rusliadi, menyarankan ada satu tim pengawasan terhadap proses penyaluran bantuan tersebut yang melibatkan pihak sekolah, Diskdikbud dan Pemdes setempat.
Komisi IV DPRD Kuningan mengaku memberikan apresiasi kepada para pihak yang telah memberikan fasilitasi untuk turunnya bantuan bagi Jodi.
"Kami sampaikan apresiasi kepada Ibu Atun yang memviralkan di awal, kemudian kepada pihak Media Kompas yang telah mengkampanyekan bantuan untuk Jodi, lalu pada kitabisa.com sehingga terkumpul sejumlah dana untuk Jodi, terakhir kepada seluruh donatur yang memberikan sumbangannya," paparnya.
Terkait belum sampainya uang hasil pencairan donasi tersebut kepada pihak Jodi, Tresnadi mengakui tidak lantas memvonis kesalahan ada di pihak pemilik rekening saat ini.
"Pak Idi masih ada keterbukaan dengan mengakui uang tersebut ada di rekeningnya. Bisa jadi saat ini Pak Idi sedang kebingungan untuk menyalurkannya," kata Tresnadi.
Di lain pihak, Kadisdikbud Kuningan, Uca Somantri, saat dihubungi awak media, mengaku akan segera melakukan monitoring ke pihak SDN Margabakti untuk mengetahui akar permasalahan donasi Jodi ini.
Namun, saat KR menunggu di lokasi, hingga Selasa sore, tidak ada pihak Disdikbud Kuningan yang melakukan monitoring di SDN Margabakti. (Nars)