KUNINGAN - Upaya warga Pasar Kepuh dalam menolak diberlakukannya sistem parkir elektronik di kawasan tempat mereka berusaha, akhirnya membuahkan hasil.
Selasa (14/01/2020), hingga siang hari, warga pasar yang mencapai ratusan, selain berkumpul di area parkir gedung DPRD, srbagian dari mereka beraudiensi dengan pihak terkait di Ruang Banmus DPRD Kuningan.
Pertemuan sempat memanas, saat salah seorang pedagang menuding pemerintah telah mendzhalimi rakyat. Andi Akbar, salah seorang warga, mengaku siap beradu argument terkait kebijakan diberlakukannya e-parkir di Pasar Kepuh dengan pihak DPRD dan Pemkab Kuningan.
"Ayo tunjukkan dari mana munculnya kebijkan ini, baca aturan enggak? Ini jelas menumbuhkan premanisme, hanya pihak tertentu yang diuntungkan, sementara banyak warga yang dirugikan, " tegas pria yang sehari-hari berjualan tas di Pasar Kepuh ini.
Setelah pertemuan diredam dengan skorsing selama 10 menit, akhirnya, pihak pemerintah menyatakan pencabutan diberlakukannya e parkir di kawasan Pasar Kepuh.
"Kami melihat sisi ketertiban dan kemanusiaan, akhirnya kebijakan e-parkir di Pasar Kepuh dicabut. Selanjutnya, pihak pengelola, M2 Parking, akan menjalankan sistem parkir konvensional, karena mereka sudah terikat kontrak, " jelas Mantan Kadishub Kuningan, Deni Hamdani, sesaat setelah audiensi selesai.
Mendapat keputusan yang mereka harapkan, ratusan warga mengaku bersyukur. Mereka berharap portal parkir yang telah terpasang bisa segera dicabut, untuk membuktikan pernyataan pemerintah yang mereka dengar.
Ada kejadian menarik, saat Kadishub baru, Jaka Chaerul, menghampiri para warga pasar di area parkir DPRD.
Jaka, yang mengatakan akan mengambil keputusan yang membela rakyat, mendapat pujian warga.
Bahkan, Jaka sempat diangkat tubuhnya oleh sebagian warga, dan di elu-elukan.
Setelah audiensi selesai, warga akhirnya membubarkan diri dengan tertib. (Nars)