KUNINGAN - Sedikitnya ada 4 berita terkait aksi warga Kuningan menyoroti aspek perijinan perusahaan di Kabupaten Kuningan.
Di awal tahun 2019 sempat menyeruak sorotan warga yang mengatasnamakan diri Gasak Kuningan, terhadap perijinan rencana pembangunan Rumah Sakit Terpadu di Jalan Cut Nyak Dhien Kuningan dan Pendirian Pabrik Pulpen Asaba di Desa Caracas Kecamatan Cilimus.
Untuk pabrik pulpen, aksi sejenis dilakukan kembali di Bulan Mei 2019 oleh komponen Pemuda Pancasila.
Kemudian, masih di Bulan Mei, warga Desa Luragung Laandeuh juga menuntut penutupan Galian Pasir yang akan beroperasi di wilayahnya.
Di Bulan Agustus, Warga Desa Cikeleng juga menuntut pemberhentian rencana pembangunan kandang ayam yang disinyalir milik perusahaan asing.
Aksi Caleg Non Incumbent
Awal Tahun 2019, konstelasi politik jelang pemilihan calon anggota legislatif sempat memanas, tatkala Calon non incumbent merasa tidak adil melihat calon incumbent memiliki program dana pokok-pokok pikiran anggota dewan yang disebut-sebut bisa digunakan dalam ajang kampanye memengaruhi warga untuk cenderung memilih mereka.
Para Caleg non incumbent tersebut menuntut penundaan dicairkannya dana pokir anggota DPRD Kuningan itu hingga selesai tahapan kampanye.
Kasus "Ujang vs Perhutani"
Ratusan warga yang merupakan gabungan dari warga Desa Cipedes Kecamatan Ciniru Kabupaten Kuningan, bersama elemen mahasiswa dari GMNI dan PMII Kabupaten Kuningan menggeruduk Kantor Perum Perhutani, KPH Kuningan, di awal Februari 2019.
Mereka menuding perhutani telah mengkriminalisasi warga petani hutan yang juga terikat sebagai mitra Perhutani di LMDH.
Selain tuntutan pembebasan Ujang, warga yang diproses hukum berdasarkan laporan pihak Perhutani, mereka juga menyuarakan pembubaran Perum Perhutani.
Namun pada persidangan di PN Kuningan, Ujang akhirnya divonis bersalah dan dihukum satu tahun kurungan, akibat kegiatannya yang melakukan penebangan di kawasan Perum Perhutani Kuningan.
Warga Desa Sagaranten
Warga Desa Sagaranten Kecamatan Ciwaru, pada Bulan Mei 2019, sempat menyurati Bupati Kuningan, H Acep Purnama, menuntut pemberhentian kepala desanya.
Mereka menuding perilaku kades telah menyimpang akibat dugaan penyalahgunaan narkotika dan terkait dugaan penyimpangan dana desa.
Terkait kasus narkoba yang melibatkan kades Sagaranten, Pemkab Kuningan telah melakukan teguran dan BNN Kuningan juga hanya mewajibkan yang bersangkutan melaksanakan rehabilitasi.
Kemudian terkait kasus penyimpangan dana desa yang ditudingkan, hingga kini prosesnya masih belum selesai.
Kisah "Jodi"
Kasus viral yang membawa nama Kabupaten Kuningan ke media nasional adalah tentang Kisah Bocah Jodi, warga Desa Margabakti, Kecamatan Kadugede.
Jodi, usia 6,5 tahun, hidup bersama kakek-neneknya di gubuk yang berada di atas bukit dengan kondisi rumah yang memprihatinkan.
Semangat Jodi untuk sekolah, direspon Kepala Sekolah dan Guru SD Margabakti, Atun Rohayatun, hingga mereka memberikan seragam dan peralatan sekolah untuk Jodi.
Saat pulang sekolah, Guru Atun mengambil visual Jodi yang berjalan menyusuri kebun menuju rumahnya, hingga video tersebut viral di media nasional.
Pemkab Kuningan, Pemdes Margabakti dan beberapa Komponen warga akhirnya membuatkan rumah layak untuk Jodi dan keluarga di lokasi baru.
Kisah pilu masyarakat lainnya yang hidup di bawah batas kelayakan beberapa kali sempat muncul.
Waduk Kuningan
Warga Desa Randusari dan Desa Tanjungkerta menuntu segera diselesaikannya ganti rugi lahan mereka yang terdampak pembangunan Waduk Kuningan pada akhir Mei 2019.
Mereka menuntut janji pemerintah yang akan memberikan ganti rugi lahan paada April 2019 yang tak kunjung mereka terima.
Aksi diwarnai penyegelan kantor kontraktor pembangunan Waduk Cileuweung itu.
Pahlawan Demokrasi
Beberapa petugas penyelenggara Pemilu Serentak 2019 di Kabupaten Kuningan meninggal dunia akibat kelelahan dan penyakit yang diderita mereka.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kuningan memberi perhatian bagi penyelenggara Pemilu 2019, yang gugur maupun sakit saat menjalankan tugas. Karena mereka, dinilai KPU merupakan juga pahlawan demokrasi yang turut menyukseskan terselenggaranya Pemilu 2019 yang sukses.
Krisis Air Bersih
Bulan Agustus dan September 2019, merupakan puncak musim Kemarau di Kabupaten Kuningan. Beberapa desa di wilayah Kuningan Timur mengalami kekeringan dan krisis air bersih.
Pihak pemerintah, PDAM dan beberapa komponen warga turun tangan membantu mereka dengan distribusi air bersih yang diangkut oleh kendaraan tangki air langsung ke masyarakat.
Tolak RUU KUHP
Komponen Mahasiswa dan Jurnalis se-Kuningan mendatangi Polres dan DPRD Kuningan untuk berunjuk rasa terkait rencana diterbitkannya RUU KUHPidana oleh pemerintah pusat.
Mereka menuntut pemerintah membatalkan disyahkannya RUU KUHP yang dituding tidak memberikan keadilan pada masyarakat dan memberangus kerja pers.
Revitalisasi Waduk Darma
Rencana Pemprov Jabar untuk merevitalisasi obyek wisata Waduk Darma juga mendapat kecaman warga setempat.
Pemerintah dituding tidak melaksanakan sosialisasi kepada warga terkait rencana itu. Mereka khawatir revitalisasi waduk Darma malah akan mendatangkan kerugian secara materi dan moral lingkungan warga setempat.
Transportasi Online vs Konvensional
Maraknya transportasi online di Kuningan kembali memunculkan aksi unjuk rasa para sopir angkutan umum konvensional. Mereka menuntut pemberlakuan batasan bagi transportasi online dan pembebasan biaya KIR.
Sebaliknya, aksi balasan juga dilakukan para sopir transportasi online agar pemerintah menghap zona merah, yang dituding jadi biang masalah antara sopir dua jenis transportasi itu di lapangan.
Ketua MUI Meninggal Dunia
Ketua Majelis Ulama (MUI) Kabupaten Kuningan, KH Abdul Aziz Anbar Nawawi, pada Rabu (13/11/2019) sekira pukul 22:35 WIB, meninggal dunia dalam perawatan intensif di RS Wijayakusuma Kuningan.
Prosesi pemakaman ulama kharismatik, itu di Pasarean Abah Madkur, Kelurahan Windusengkahan Kecamatan Kuningan, dihadiri ribuan warga.
Setelah dipulangkan dari RS Wijayakusumah Kuningan, jenazah kiai yang juga menjabat sebagai Rois Syuriah PCNU Kuningan ini, dipulasara dan dishalatkan di Masjid Pondok Pesantren Nurul Huda, Kelurahan Windusengkahan.
(Nars)