PKM Unisa Punya Solusi Atasi Masalah Limbah Kotoran Sapi - Kuningan Religi

Breaking



Minggu, 23 Juni 2019

PKM Unisa Punya Solusi Atasi Masalah Limbah Kotoran Sapi


Kuningan - Limbah kotoran sapi yang selalu menjadi permasalahan warga di sekitar lokasi peternakan, ternyata bisa dimanfaatkan menjadi suatu yang berguna bagi manusia. Hal itu, dibuktikan oleh para mahasiswa Universitas Islam Al Ihya Kabupaten Kuningan, melalui proyek Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Bidang Pengabdian Masyarakat mereka.

Kepada kuninganreligi.com, Pembina kegiatan PKM Unisa, Asep Nugraha menjelaskan bahwa mahasiswa bimbingannya saat ini tengah melaksanakan satu kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam upaya menangani permasalahan limbah kotoran sapi di lingkungan peternakan.

"Kegiatan ini didanai dari Dirjen Belmawa Kementrian Ristekdikti RI, yang dikerjasamakan dengan Karangtaruna Desa Ciasih, Kecamatan Nusaherang," ungkap Asep memulai penjelasannya, Ahad (23/06/2019).

Awal mula kegiatan, didasari oleh adanya informasi bahwa limbah kotoran sapi yang berasal dari kandang sapi milik warga sekitar belum sepenuhnya ditangani dengan baik. 


"Sehingga ketika limbah tersebut dibuang ke aliran Sungai Cibanban yang terletak di antara dua desa yakni Desa Ciasih dan Desa Bakom Kecamatan Darma, yang aliran sungainya berujung pada lahan pertanian dan perikanan milik warga Desa Ciasih telah menimbulkan polusi dan masalah," terang pria yang juga menjabat Ketua Forum Komunikasi Karangtaruna se-Kecamatan Nusaherang ini. 

Kotoran sapi sendiri, kata Asep, memiliki kandungan gas metan yang apabila tidak dikelola secara baik maka bisa merusak pertanian dan perikanan warga.

Melihat kondisi seperti itu, Ketua Karang Taruna Desa Ciasih, Ending, menyampaikan permasalahan tersebut kepada mahasiswa, dan ingin ada solusi dari permasalahan limbah tersebut. 

"Maka kami pada Bulan Mei merancang sebuah program penanganan permasalahan tersebut dan kami ajukan permohonan kerjasamanya ke Kemenristekdikti RI melalui program PKM 5 Bidang dengan durasi waktu pengabdian selama 3 bulan," beber Asep.

Akhirnya, proposal kegiatan tersebut lolos dan mendapat pendanaan dari Dirjen Simbelmawa Ristekdikti RI. Kegiatannya sendiri, saat ini sedang tahap proses pelaksanaan. 

"Solusi penanganan limbah sapi tersebut adalah dengan mngolah kotoran sapi menjadi bio briket. Untuk selanjutnya bio briket tersebut bisa di manfaatkan untuk menjadi bahan bakar pengganti kayu bakar, bisa juga di manfaatkan untuk home industri pembakaran batu bata," tuturnya.


Asep yang menjabat sebagai Kabag Kemahasiswaan Unisa ini menyampaikan bahwa kegiatan PKM tersebut merupakan implementasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang terus berupaya mendorong mahasiswa mengeksplorasi kemampuan nya agar bisa berguna bagi masyarakat.

"Kami berharap kemitraan ini terus terjalin dan semoga kegiatan PKM tersebut bisa menjadi solusi penanganan limbah kotoran sapi, tidak mustahil apabila program ini dilaksanankan secara profesional dan maksimal akan menjadi sumber pendapatan bagi anggota Karang Taruna Desa Ciasih," harapnya.

Selanjutnya Universitas Islam Al-Ihya kuningan juga menawarkan kemitraan kepada seluruh pengurus karang taruna di Kabupaten Kuningan, kemitraan tersebut bisa dalam bidang pendidikan, kewirausahaan, olahraga, maupun pengabdian masyarkat lainnya.(Nars)