![]() |
Pengamat kebijakan pemerintah Kabupaten Kuningan, Soedjarwo |
KUNINGAN - Kinerja Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Kuningan semakin mendapat sorotan tajam setelah Kabupaten ini tidak berpartisipasi dalam ajang Pasanggiri Mojang-Jajaka tingkat Jawa Barat tahun ini.
Kritik terhadap Disporapar semakin bertambah setelah seorang pengamat kebijakan pemerintah, Soedjarwo, secara tegas menyuarakan ketidakpuasannya terhadap kinerja lembaga tersebut.
Sebuah pernyataan pada Selasa (18/07/2023), Soedjarwo, atau yang akrab disapa Mang Ewo, mengkritisi terhadap alasan yang disampaikan Disporapar terkait tidak ikut sertanya Kabupaten Kuningan dalam Pasanggiri Mojang-Jajaka.
"Jika alasan tidak berpartisipasinya Kabupaten Kuningan dalam ajang ini adalah karena tidak adanya anggaran, maka mengapa kegiatan lain masih mendapatkan alokasi anggaran?" tanya Mang Ewo.
Pengamat kebijakan ini mempertanyakan sikap Disporapar Kuningan yang dengan semangat mendukung ajang Mr Teen dan Mrs Teenager Jawa Barat, namun terlihat enggan memfasilitasi ajang Pasanggiri Mojang-Jajaka yang berakar pada budaya tradisional daerah.
"Saya heran, Disporapar begitu antusias memberikan dukungan untuk kegiatan yang berbau budaya barat, di mana bahasanya pun menggunakan Bahasa Inggris. Namun, ketika hadir kegiatan yang mencerminkan kebudayaan tradisional daerah, mereka seolah enggan memberikan dukungan yang sama," ungkap Mang Ewo dengan rasa kecewa.
Kritik ini menyoroti kebijakan Disporapar Kuningan yang dinilai tidak konsisten dalam memberikan dukungan dan fasilitas untuk ajang-ajang budaya lokal. Perhatian Kadisporapar terhadap kegiatan-kegiatan dalam kewenangannya dinilai pilih-pilih sesuai kesukaan Kadisnya itu sendiri.
"Seperti ajang jalan-jalan ke Maroko beberapa waktu lalu, Agenda Kuningan Rampes, Pekan Olahraga Tradisional Nasional yang sepi penonton dan Jazzklung yang banyak dikritik penonton, untuk itu ada anggaran, kenapa untuk Moka tidak ada?," papar Mang Ewo lagi.
Tidak adanya keberpihakan Disporapar Kuningan terhadap Mojang - Jajaka, yang selalu jadi ikon pariwisata di Kabupaten Kuningan, sebut Mang Ewo, jelas menunjukkan komitmen Kadisporapar Kuningan untuk promosi pariwisata daerah memang tidak ada.
"Di tengah gagal bayar saja ada yang bisa berangkat ke Bali dan Maroko. Itulah Disporapar Kuningan," tutup Mang Ewo. (Nars)