Panen Raya Padi Nusantara 1 Juta Hektar: Mewaspadai Krisis Pangan Global dan Teknologi Ramah Lingkungan sebagai Solusi - Kuningan Religi

Breaking



Sabtu, 11 Maret 2023

Panen Raya Padi Nusantara 1 Juta Hektar: Mewaspadai Krisis Pangan Global dan Teknologi Ramah Lingkungan sebagai Solusi

Kegiatan bagian dari panen padi Nusantara 1 juta hektar di Desa Ciberung, Kecamatan Selajambe, Sabtu (11/03)2023)
Kegiatan bagian dari panen padi Nusantara 1 juta hektar di Desa Ciberung, Kecamatan Selajambe, Sabtu (11/03)2023)

KUNINGAN - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan mengikuti Gelar Panen Raya Padi Nusantara 1 Juta Hektar serentak yang diwakili oleh Kelompok Tani Mekar Mulya Desa Ciberung, Kecamatan Selajambe pada Sabtu (11/03/2023).

Kegiatan ini dilakukan dalam rangka meningkatkan stok ketersediaan beras nasional dalam menghadapi panen raya padi nusantara 1 juta hektar di bulan Maret-April 2023 yang dilakukan oleh seluruh petani di wilayah Indonesia.


Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo, telah memberikan arahan untuk menggelar panen raya padi nusantara 1 juta hektar di seluruh wilayah Indonesia.


"Ini untuk mengetahui tingkat ketersediaan dan stok kebutuhan beras secara nasional dalam menghadapi hari-hari besar keagamaan, seperti bulan puasa dan hari raya Idul Fitri 1444 H, serta periode lain selama 3 bulan ke depan, " papar Menteri.


Sementara, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan, Ahmad Juber, menyampaikan, kondisi ketersediaan beras saat ini masih aman, namun harga gabah mengalami penurunan dari bulan sebelumnya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan, Ahmad Juber 

"Saat ini harga gabah menjadi Rp. 6.000-6.500/kg GKG karena stok yang tinggi," terangnya di lokasi panen.


Untuk menjaga ketersediaan beras sebagai sumber bahan pokok, imbuhnya, perlu terus ditingkatkan produktivitas/produksi padi dengan salah satu metode pertanian presisi yang tepat sesuai kondisi saat ini.


"Beberapa metode yang dapat dilakukan antara lain penggunaan benih unggul, pupuk organik untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia yang berlebihan, " ujarnya.


"Juga perlu adanya pengaturan jadwal tanam yang tepat. Selain itu, kita lakukan peningkatan skill dan knowledge SDM petani dan petugas juga penting sebagai penunjangnya," sebut Ahmad Juber.


Upaya meningkatkan kemampuan dan keterampilan petani ini ditujukan dalam mengadopsi teknologi demi peningkatan produktivitas dan produksinya.


"Semua komponen, baik masyarakat/petani maupun petugas dan stakeholder, perlu bekerja sama dalam membangun sektor pertanian dengan inovasi teknologi ramah lingkungan yang sinergi dan berkesinambungan," ungkapnya.


Hal ini, sambung Dia, penting untuk menjaga ketersediaan pangan yang mandiri/stabil, terjangkau dan aman, baik jumlah, jenis maupun mutunya.


Dalam kondisi saat ini, dengan adanya isu krisis global, salah satunya yaitu ancaman krisis pangan yang akan melanda dunia, maka perlu mewaspadai dan segera mencari solusi-solusi yang tepat untuk memperkuat kondisi pangan kita (beras) ke depan, sebagai upaya memperkuat stok ketersediaan beras di daerah maupun nasional. (Nars)