GARAWANGI - Bulan Ramadhan sebagai Bulan Al Qur'an benar-benar disambut meriah oleh para santri di Pondok Pesantren Al Madani, Desa Purwasari, Kecamatan Garawangi, Kabupaten Kuningan.
Selama Bulan Ramadhan, para santri di Pontren pencetak para Hafidz Al Qur'an ini, tidak putus dari kegiatan hafalan Kitab Suci Ummat Islam tersebut, meski sebenarnya selama Ramadhan ini merupakan jadwal liburan bagi para santri di pondok ini.
Alhasil, di penghujung Ramadhan 1439 H, Senin (11/06/2018), pondok yang menampung seribuan santri ini, bisa meluluskan dan mewisuda 20 santri Hafidz Al Qur'an 30 Juz.
Mereka adalah M Khoirul Umam, M Fahri Hartato, Iqbal Nur Taufiq (Kuningan), Pipin Ainullatif, Ihsan Al Ghifari (Majalengka), Alwi M Fuady, dan Asep Mufti Rozi (Tasikmalaya).
Selanjutnya, Abdul Wahab (Jakarta), M Riziq Ridwan Fauzi (Cilacap), dan M Husnul Ulum (Pekalongan) juga berhasil menghafal 30 Juz Al Qur'an dan diwisuda di Bulan Ramadhan ini.
Salah seorang alumnus Pondok Pesantren Miftahul Huda Tasikmalaya, yang juga Alumnus Pontren Al Madani, Kuningan, Muhamad Dzikri AHN, kepada kuninganreligi.com memaparkan seputar metode penghafalan Al Qur'an yang dilakukan di pondoknya.
" Metode menghapal yang dilakukan di pondok kami memiliki sistem empat tahapan. Ada yang disebut Tahsin (perbaikan bacaan), tahapan kedua disebut sabaq ( setoran quran), dan tahapan ketiga Sabqi (pengulang hafalan ayat yang sudah disetorkan), tahapan keempat disebut manzil (penyetoran satu juz yang telah dihapal dengan waktu yang ditentukan), " jelasnya.
Setiap santri Jurusan Tahfidz Al Qur'an, katanya, diminta menyetorkan hafalan mereka minimal satu muka atau satu kaca, maksimal satu halaman yang disetorkan setiap ba'da Sholat Shubuh.
" Setelah hafal satu juz, satu juz, perjuz sampai habis juz tiga puluh, maka ada Syukuran Khataman Sugro. Setelah khatam sugro baru persiapan khatam qubro, untuk menyetorkan satu Al Qur'an 30 Juz, dalam satu hari dari jam empat Shubuh sampai selesai, " terang M Dzikri.
Dalam membimbing santri penghafal Al Qur'an ini, Pontren Al Madani memiliki banyak Asatidz. Mereka adalah alumni Pondok tersebut yang diminta untuk membimbing para adik kelasnya.
" Ada Ustad Muhamad Farhan Asururi asal Kalimantan, Ustad Muhamad Taufiq asal Cirebon, Ustad Deden Ramdhani Asal Tasikmalaya, Ustad Fahmi Husen asal Majalengka dan Ustad Muhamad Khoirudin asal Luragung Kuningan, " ungkapnya menyebutkan beberapa nama mentor hafalan Al Qur'an di pondoknya.
Sementara, para santri tahfid ini secara keseluruhan diasuh, dipantau dan dibimbing langsung oleh pimpinan Pondok, KH Burhan Kholil LC Alhafidz. Beliau merupakan guru utama tahfidz quran di Pontren Al Madani.
" Bagi santri yang memiliki IQ tinggi, dalam dua tahun bisa menghafal 30 juz, bagi yang lambat paling lama minimal sampai tiga tahun, " imbuhnya.
M Dzkri juga menjelaskan bahwa banyak putra kiai dari berbagai wilayah di Jawa Barat, dalam dua tahun, telah bisa menamatkan bimbingan Hafidz Al Qur'an 30 Juz di pondok tersebut.
" Mereka berasal dari Tasikmalaya, Ciamis dan Garut yang dua tahun sudah hafal tiga puluh Juz. Contohnya Muhamad Rifki dari Ciamis, cucu putra Mama Pesantren Petir Darul Ulum Baregbeg, kemudian Muhamad Rifqi dari Tasikmalaya, putra dari Mama KH Lili, Pesantren Alhasanah Cibeuti Kawalu Tasikmalaya, " tukasnya.
Selain mewisuda 10 santri putra yang hafal Al Qur'an 30 Juz, di akhir Ramadhan 1439 H ini, Pontren Al Madani Kabupaten Kuningan juga mewisuda 10 santri putri Hafidz Al Qur'an 30 Juz. Selain itu, diwisuda juga puluhan santri lainnya yang telah menguasai dan hafal berbagai Kitab Kuning. (Nars)