KUNINGAN - Sejak diterbitkannya Surat Edaran Bupati Kuningan yang terakhir, pada tanggal 26 Oktober 2020, tentang Tindak Lanjut Penanganan terhadap Penularan Covid-19 di Kabupaten Kuningan, pemerintah mulai melonggarkan kembali aktivitas masyarakat, dengan pengawasan ketat.
Sejalan dengan itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kuningan mempersilakan satuan pendidikan mulai tingkat PAUD, TK, SD hingga SMP untuk memulai kembali simulasi pembelajaran secara tatap muka, pada Senin (02/11). Setelah sebelumnya, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka disetop sementara, karena terjadi peningkatan kasus positif Covid-19, bahkan, Kuningan sempat masuk dalam zona merah.
Kepala Disdikbud Kuningan, Uca Somantri, saat ditanya rencana membuka kembali kebijakan KBM tatap muka, pada Rabu (28/10), mempersilakan satuan pendidikan di wilayahnya mempersiapkan formulasi KBM tatap muka dengan penerapan protokol kesehatan.
"Jadi protokol kesehatannya harus dipenuhi dulu, baru meminta izin untuk mendapat rekomendasi dari Satgas Penanganan Covid-19 di kecamatan setempat, " jelasnya.
Pelaksanaan simulasi KBM tatap muka saat ini, disebutkannya, sama formulasi dan praktiknya dengan simulasi KBM tatap muka sebelum-sebelumnya.
"Alhamdulillah kemarin dapat informasi dari Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten, bahwa Kuningan sudah masuk lagi zona orange. Jadi simulasi KBM tatap muka ini bisa dimulai lagi, " kata Uca.
Ia berharap angka kasus positif Covid-19 di Kuningan bisa terus menurun dan membaik. Sehingga proses simulasi KBM tatap muka tidak akan terganggu lagi.
"Soal pelaksanaannya diserahkan sepenuhnya pada satuan pendidikan masing-masing. Hanya saja protokol kesehatan tetap harus dilaksanakan dengan mengantongi rekomendaai dari Sargas Covid kecamatan setempat, " tandasnya.
Dari hasil evaluasi simulasi KBM tatap muka beberapa waktu lalu, Uca menyebutkan, simulasi yang dilaksanakan di SMPN Kadugede, Ciawigebang dan Cilimus sudah bisa dikatakan berjalan baik.
"Sebelum sempat disetop beberapa waktu lalu, simulasi di tiga lokasi yang berjalan dua pekan tersebut berjalan bagus, " ujarnya.
Hanya saja, dari evaluasinya, perlu ada perhatian lebih pada saat para siswa bubar pulang dari sekolah. Saat pulang, para siswa seharusnya tidak berkerumun, ini yang harus dihindari dan diatur kembali bagaimana caranya.
"Untuk secara umum, terpantau, fasilitas protokol kesehatan di sekolah-sekolah sudah tersedia. Karena kalau sekolah itu belum siap sarana prasarananya, tentu tidak akan mendapat rekomendasi dari Satgas Penanganan Covid-19, " tandasnya lagi.
Untuk diketahui, dari pantauan KR di masyarakat, para orangtua siswa sangat berharap agar pembelajaran tatap muka di sekolah kembali dilaksanakan.
Selain terkendala biaya kuota untuk pembelajaran daring, para orangtua juga mengeluhkan anak-anak mereka kurang fokus belajar di rumah, jika tanpa bimbingan guru. (Nars)