Tagar #santribukanlimbah Mencuat di Kuningan Jawa Barat - Kuningan Religi

Breaking



Minggu, 04 Oktober 2020

Tagar #santribukanlimbah Mencuat di Kuningan Jawa Barat

KUNINGAN - Sejak muncul pernyataan Ketua DPRD Kuningan, Nuzul Rachdi, yang melontarkan kata-kata "Limbah" saat menanggapi pertanyaan wartawan terkait penanganan Covid-19 di Klaster Pondok Pesantren Husnul Khotimah, Desa Manis Kidul, Kecanatan Jalaksana, ditanggapi beragam oleh netizen di media sosial.

Berbagai pernyataan dan postingan netizen  bermunculan di media sosial, bahkan bukan hanya warga Kuningan saja yang menanggapi pernyataan Zul, sapaan Ketua DPRD Kuningan. 



Terpantau pada Ahad (04/10/2020), media sosial, Facebook dan Instagram, "dibanjiri" postingan tanggapan terhadap pernyataan pria yang juga menjabat Sekretaris DPC PDIP Kuningan ini.

Bahkan, beberapa postingan mengangkat tagar #santribukanlimbah, menghiasi beranda medsos tersebut.

Seperti yang diungkapkan salah satu akun FB, Baris Paninggar, meski tidak eksplisit ditujukan pada statemen Zul, namun nadanya mengarah pada tema pemberitaan terkait ungkapan Zul.

"Cungur teu di wengku, Letah teu tulangan, Ieu sasalad lain runtah !!! Ulah nepika gara-gara RUNTAH mantak jadi RUNTAG. Geura menta pangampura ka sakabeh..(Mulut tidak dijaga, lidah tidak bertulang, wabah ini bukanlah sampah/limbah!!! Jangan sampai gara-gara SAMPAH bisa jadi RUNTUH. Cepat minta maaf ke semuanya..)." tulis akun tersebut.

Sontak postingan ini mendapat komentar dari banyaknya netizen yang "faham" pada arah pembicaraan si pembuat postingan.

Salah satu tanggapan datang dari akun atas nama Dani Nuryadin. Ia berkomentar, politisi sejati adalah politisi yang bisa mengayomi semua golongan, pemilu adalah sebuah syiasah dalam bernegara agar ada keseimbangan pikiran yang tujuannya sama yaitu 'kesejahteraan', sehingga harus berfikir jernih dan melihat dari berbagai sudut pandang yang tidak didasari oleh "kebencian" apalagi bagi mereka yang sudah mendapatkan "kepercayaan" masyarakat dan Fasilitas Negara.

"Sungguh sangat2 disayangkan ketika ada "politisi" yang seakan dan bertutur kata "henteu diayak", sehingga sebagian bahkan lebih banyak orang yang "sakit hati" dari apa yang keluar dari pikirannya melalui apa yang disampaikannya. Pemimpin yang baik adalah yang mengayomi dan berprilaku politik tanpa "menjatuhkan, julit, kepo dan nyinyir" tapi dengan prestasi serta penyampaian yang mudah dimengerti, " paparnya.



Terpisah, akun atas nama Ikhsan Marzuki, menuliskan komentar, "Ucapan adalah isi dari kepala. Kalau yang keluar dari ucapan itu hal-hal baik, isi kepala juga relatif baik. Sebaliknya kalau yang keluar dari ucapan itu hal-hal kotor, isi kepala juga sama".

Sementara itu, salah satu artis lagu religi dan youtuber yang merupakan jebolan Pondok Pesantren HK, yang memiliki akun Instagram @dodihidayatullah, mengunggah video tanggapannya pada statemen Ketua DPRD Kuningan.

"Kami Santri di Pesantren itu Menuntut Ilmu pak Dewan yg Terhormat, Jangan setega itu menyebut Limbah lah pak dewan yg terhormat @nuzulrachdy. Punten ari bapak bicara sm wartawan ga pake masker pak? serius ini mah nanya Semoga bapak sehat wal afiyat ya #santribukanlimbah , " tulisnya dalam akun IG pada Ahad (04/10) siang, sembari mengunggah video ungkapannya.

Hingga Ahad petang, tagar #santribukanlimbah terus bermunculan dalam postingan netizen Kuningan. Dengan Frame Khusus bertuliskan "You'll never walk alone. We Stand with Husnul Khotimah" kebanyakan Alumnus Ponpes HK memposting foto mereka di beranda medsos masing-masing.

"Dari Masyarakat untuk Husnul Khotimah. Semoga musibah dan cobaan ini segera berakhir. Kami mendoakan semoga para pengurus Yayasa, Dewan Guru, Pegawai dan Santri dikuatkan, diberikan kesabaran, selalu diberikan kesehatan dan pahala, yang berlimpah atas segala pengorbanan, " tulis mereka dalam unggahannya. 

Selain dari para netizen, tanggapan terhadap pernyataan Nuzul Rachdi juga muncul dari berbagai komponen, mulai dari pondok pesantren, praktisi hukum, hingga ormas.



Mereka menuntut agar pernyataan Ketua DPRD bisa diperjelas dan dipertanggungjawabkan. Bahkan mereka meminta agar Zul meminta maaf pada pihak pesantren dan masyarakat.

Hingga berita ini dituliskan, belum ada penjelasan atau klarifikasi lebih lanjut terkait pernyataannya yang heboh di media sosial dari Ketua DPRD Kuningan, Nuzul Rachdi. (Nars)