KUNINGAN - Jumlah penduduk Indonesia setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Lahan-lahan yang sebelumnya merupakan kawasan pertanian dan perkebunan mengalami alih fungsi menjadi pemukiman penduduk. Semakin sedikitnya potensi lahan yang bisa digunakan membuat pemanfaatan lahan pekarangan menjadi alternatif solusi yang bisa diterapkan untuk mengembangkan pertanian Indonesia.
Aquaponik merupakan salah satu sistem pemanfaatan lahan pekarangan yang bisa diterapkan masyarakat guna meningkatkan ketahanan pangan Indonesia. Aquaponik merupakan sistem budidaya ikan dan tanaman secara bersama dalam satu wadah.
Dosen Pembimbing Lapang KKN-T 2020, Asep Taryana Sujana S.TP MM, berkolaborasi dengan mahasiswa KKN-T IPB Desa Muncangela Kecamatan Cipicung Kabupaten Kuningan, Himpunan Alumni IPB serta Komunitas sosial Sharing, mengadakan program Dosen Mengabdi sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat.
Program itu membawa tema “Akselerasi Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Aquaponik” berupa pelatihan Aquaponik dengan nama “Bulekung : Budidaya Lele dan Kangkung”.
"Program Bulekung adalah program pemanfaatan lahan pekarangan dengan sistem Aquaponik. Sesuai dengan namanya, Bulekung menggunakan Ikan lele dan tanaman Kangkung dalam sistem Aquaponik yang dijalankan," terang Asep pada media KR, Senin (03/08/2020).
Kegiatan Bulekung dilaksanakan bersama dengan masyarakat Desa Muncangela menggunakan peralatan yang mudah ditemukan. Wadah yang digunakan sebagai tempat budidaya Ikan Lele berupa ember besar sedangkan wadah untuk pengembangan tanaman Kangkung menggunakan gelas plastik bekas.
Sistem Aquaponik merupakan sistem yang mudah diaplikasikan dan ditiru oleh masyarakat.
"Konsep pemberdayaan masyarakat ini merupakan konsep yang ramah lingkungan, mudah direncanakan, mudah dibuat dan mudah untuk dipelihara. Hal ini menitikberatkan bahwa konsep Aquaponik bukanlah suatu keharusan karena memiliki nilai seni tersendiri. Konsep Aquaponik bisa dijadikan sebagai hobi bahkan bisnis sehingga ada ungkapan yang menyatakan bahwa hobi bisa menjadi uang, " paparnya.
Terpisah, Kepala Desa Muncangela, Kecamatan Cipicung, Wawan Setiawan, mengaku bahwa masyarakat menilai pelatihan Aquaponik yang dijalankan dirasa sangat besar manfaatnya.
“Masyarakat sebelumnya sudah mengenal Aquaponik sehingga dengan adanya pelatihan, pengetahuan masyarakat mengenai Aquaponik meningkat. Harapan kedepannya yaitu semoga masyarakat bisa lebih semangat dan mau menerapkan pengetahuan yang sudah didapat mengenai Aquaponik di pekarangan masing-masing, " kata Wawan.
Jaelani Sidik, Ketua Karangtaruna Desa Muncangela juga mengungkapkan bahwa dengan adanya transfer ilmu pengetahuan yang didapat mengenai hidroponik memunculkan harapan semoga ikedepannya bisa dikembangkan menjadi sektor usaha dengan menggunakan berbagai jenis tanaman palawija lainnya.
Secara keseluruhan sistem Aquaponik merupakan sistem yang mudah diterapkan oleh masyarakat dengan menggunakan peralatan yang mudah ditemui.
Apalagi, kata Jaelani, di masa pandemi sekarang, masyarakat bisa mengisi waktu luang dengan menerapkan Aquaponik di rumah masing-masing.
"Harapannya semoga dengan adanya pelatihan yang diselenggarakan bisa meningkatkan pengetahuan dan bisa digunakan sebagai peluang dalam menjalankan bisnis di rumah, " pungkasnya. (Nars)