KUNINGAN - Mantan Kapolres Kuningan, Brigjen Pol Purnawirawan Hasanuddin, mengaku tak akan melupakan Kabupaten Kuningan, tempat Ia bertugas pada periode 2002-2005 lalu.
Di Kota Kuda ini, Hasanuddin, yang kini menjabat sebagai Staf Ahli BNPB, mengatakan, bahwa dirinya sudah merasa menjadi orang Kuningan dan memiliki banyak kesan baik saat bertugas yang membuatnya tidak akan lupa.
Kedatangannya ke Kabupaten Kuningan pada Senin (06/01/2020), bertempat di Perumahan Jananuraga Asri, Kelurahan Cirendang, tak hanya untuk bernostalgia, karena perumahan tersebut pun dibangun saat dirinya menjabat sebagai Kapolres di Kuningan.
Dalam satu agenda sosialisasi bersama rombongan dari Dewan Ketahanan Nasional, di lokasi itu, Hasanuddin mencoba mengenalkan satu tanaman yang bisa meningkatkan kesejahteraan warga Kuningan karena nilai ekonominya tinggi, yakni tanaman Porang (Amophophallus Muelleri) kepada warga.
Nampak hadir dalam agenda bertema "Kita Jaga Alam, Alam Jaga Kita" itu, Bupati Kuningan, H Acep Purnama, Wakapolres Kompol Hilman Muslim, Kasdim 0615/Kuningan, Mayor Inf Dedi Soehardjito, Plt Kadistannak Kuningan, Dodi Nurochmatuddin, para pengusaha, Plt Camat Ciniru, warga Perum Jananuraga dan perwakilan kelompok tani penanam Porang dari Kecamatan Ciniru dan Hantara.
![]() |
Tanaman Porang yang memiliki nilai ekonomi tinggi |
Dari pengalamannya saat bertugas di NTT, Dia mengaku banyak mengetahui bahwa tanaman Porang telah bisa menjadi komoditas pertanian yang bernilai ekonomi tinggi untuk membantu meningkatkan kesejahteraan warga.
"Manfaat Porang ini banyak digunakan untuk bahan baku chip/keripik, beras sehat, tepung, kosmetik, penjernih air, selain itu juga untuk pengganti bahan gelatin yang beberapa tahun terakhir kerap diekspor ke Jepang dan China," jelasnya.
Selain nilai ekonomis, menanam Porang juga bisa meningkatkan kesadaran warga petani untuk menjaga lingkungan dari kerusakan dan bencana alam.
"Peluangnya, bisa menghidupkan lahan-lahan tidur di Kuningan agar bisa produktif. Ada berapa ratus hektar lahan tidur di Kuningan, juga bisa ditanam di halaman rumah dan di bawah tegakan hutan milik pemerintah juga," katanya.
Budidaya Porang ini, imbuhnya, tidak butuh biaya tinggi dan perawatannya sangat mudah.
"Kita saat ini membawa 3 ton atau sebanyak 5000 bibit Porang untuk dikembangkan dan ditanam di Kuningan," jelasnya.
Dirinya menerangkan, siklus masa tanam Porang hingga panen adalah selama 3 tahun dan bisa terus berkembang dari biji yang tumbuh.
"Dari segi pemasaran, Umbi Porang sangat mudah dipasarkan, setelah panen bisa ditampung oleh pengepul dan pasti akan dibeli berapapun jumlahnnya. Harga umbi porang berkisar antara Rp 6-9 ribu per kilogram," paparnya.
Pihaknya merasa yakin dalam kurun waktu tiga tahun ke depan atau lebih, Kuningan bisa menggekspor Porang jika semua masyarakat bisa diberdayakan.
Sementara, Bupati Kuningan, H Acep Purnama, mengucapkan terima kasih atas upaya yang sedang dilakukan mantan Kapolres Kuningan itu untuk warga Kuningan.
"Pohon porang ini sudah lama ditanam di Kuningan, bahkan di Kecamatan Ciniru sudah lama berjalan. Dengan adanya pengetahuan yang telah diberikan oleh Pak Brigjen Pol Hasanudin ini, dapat memberikan semangat kembali kepada masyarakat tentang manfaat dari Porang," tutur Bupati Acep.
Dirinya berharap, ke depan, Dinas Pertanian dapat mengembangkan budidaya tanaman Porang di kalangan warga Kuningan, sehingga potensi ekonominya yang tinggi bisa memberikan nilai untuk kesejahteraan masyarakat. (Nars)