KUNINGAN - Alih-alih akan dijadikan pasar rakyat modern untuk menggerakkan perekonomian di pusat Kota Kuningan, kondisi Pasar Rakyat Langlangbuana, hingga saat ini dikeluhkan para pedagang yang ada di sana.
Saat peresmian penggunaannya, Bulan Mei 2016 lalu, Pasar Rakyat Langlangbuana, yang memiliki 21 kios dan 73 los tersebut, digadang-gadang akan menjadi icon pasar rakyat modern di Kuningan, yang tidak menghilangkan kesan pedagang tradisionalnya.
Namun, setelah hampir tiga tahun berdiri, kondisinya bukan malah berkembang. Para pedagang mengeluhkan nasib mereka yang tidak mengalami kenaikan omzet, bahkan cenderung menurun.
Salah seorang pedagang yang memiliki counter di lokasi tersebut, Deden Setiamulyadi, dalam sebuah komentarnya di salah satu postingan media sosial mengeluhkan hal itu. Menurutnya, kondisi Pasar Langlangbuana, sepi dari pengunjung.
" Segalanya sepi, sudah hampir tiga tahun tidak ada perubahan omzet. Pengunjung pun makin jarang, " keluh Deden.
Ia menambahkan, bahwa beberapa pedagang yang memiliki kios di sana terpaksa menutup usaha mereka. Pedagang lain yang sempat membuka usaha menggantikan pedagang sebelumnya, mengalami nasib yang sama.
" Pedagang tutup, silih berganti, kondisinya semakin semrawut, ibarat naik tangga, terus jatuh, tertimpa pula. Semoga saja Pemerintah Daerah, terutama Pak Bupati bisa memperhatikan nasib kami ini, " harapnya.
Komentar Deden yang diungkapkan di media sosial tersebut, setelah membaca, saat ini Pemkab Kuningan malah akan membuka pasar-pasar dan terminal baru di beberapa wilayah pelosok Kuningan.
Kondisi pedagang tradisional yang semakin terpuruk ini, bertambah pula seiring bermunculannya toko modern yang merambah ke desa-desa di Kuningan.
(Nars)