Pada Ahad (11/03/2018) pagi, anak semata wayangnya, RN (12), menemukan Sang Ayah sudah tidak bernyawa, dengan posisi tergantung di kusen kamar mandi rumahnya. Selain RN, Sarju juga meninggalkan seorang Istri, bernama Arin (32) yang bekerja di Jakarta.
RN tak punya firasat apa-apa saat terbangun, Sang Ayah tidak ada di sisinya. Karena Sabtu (10/03/2018) malam, sekira pukul 22:30 WIB, waktu istirahat (tidur), dia dan ayahnya terlelap dalam waktu yang bersamaan.
Bahkan, sekira pukul 21:00 sampai pukul 22:30 WIB malam, RN dan satu rekannya masih bisa ngobrol dengan Mang Sarju, saat nonton televisi.
Namun, di Ahad (11/03), sekira pukul 06:30 pagi, ketika bocah kelahiran tahun 2006 itu ingin buang air kecil, tiba-tiba ia melihat Ayahnya sudah tidak bernyawa, tergantung dengan seutas tambang plastik di kusen kamar mandi tersebut.
Kejadian gandir di Desa Kutakembaran ini, sontak membuat warga sekitar berhamburan ingin melihat TKP. Ini terjadi setelah Saksi RN, melaporkan apa yang dilihatnya pagi itu kepada tetangga dan aparat desa setempat.
Setelah mendapat laporan dari saksi RN dan warga, sekira pukul 06:50 WIB, aparat Desa Kutakembaran segera meneruskannya kepada Babinsa dan Polsek Garawangi. Dan sekira pukul 07.30 WIB, Babinsa, Anggota Polsek Garawangi, Team Identifikasi dari Polres Kuningan dan Puskesmas Garawangi tiba di TKP.
Kanit Intelkam Polsek Garawangi, Bripka Aas Rosnawan, saat dimintai keterangan oleh kuninganreligi.com, membenarkan kejadian gandir tersebut. " Telah di temukan mayat dengan gantung diri atas nama Bapak Sarju (34 thn), dengan menggunakan tambang plastik di kusen kamar mandi, " terangnya.
Aas juga mengatakan, bahwa korban tinggal berdua dengan anak, karena istrinya bekerja dagang di Jakarta. "
Korban diperkirakan mengalami masalah ekonomi dikarenakan sms ke istrinya mengeluh jualan sepi, " imbuhnya.
Diketahui, menurut warga setempat, Almarhum Mang Sarju, juga dikenal sebagai pedagang buah-buahan di pinggir jalan, sebelah barat Blok Cigayam, Desa Pakembangan Kecamatan Garawangi. " Dia tinggal berdua bersama anaknya di rumahnya, di Kutakembaran, sedangkan Istrinya kerja di Jakarta," tutur seorang warga yang enggan dituliskan identitasnya tersebut.