Secara Bertahap, Kandang Ayam Milik PT AS Putra di Kecamatan Kuningan Akan Direlokasi - Kuningan Religi

Breaking



Kamis, 21 September 2023

Secara Bertahap, Kandang Ayam Milik PT AS Putra di Kecamatan Kuningan Akan Direlokasi

PT AS Putra Kuningan
Ilustrasi 

KUNINGAN - Perusahaan peternakan ayam terbesar di Kabupaten Kuningan, PT AS Putra, akan merelokasi kandang ayam yang berada di Kelurahan Winduhaji, Kecamatan Kuningan, karena sudah terdesak oleh keberadaan permukiman warga.


Lokasi kandang yang dahulu saat dibangun pada tahun 1984 masih jauh dari permukiman warga, sekarang sudah dikelilingi oleh rumah-rumah warga. Sehingga dampak polusi udara akibat kotoran hewan dari kandang tersebut berdampak pada masyarakat.


Owner dari PT ASP, Nurul Julfi Rayani, saat ditemui di Grand Cordela Hotel AS Putra Kuningan, Kamis (21/09/2023), menyebutkan pihaknya sebagai pengelola memang sudah tahu ada dampak polusi udara dari kotoran hewan yang ada di lokasi kandangnya terhadap masyarakat di sekitar.


Makanya, pihaknya selalu berupaya mengurangi dampak polusi tersebut dengan melakukan treatment kepada kotoran hewan yang dihasilkan dari kandang tersebut, seperti dengan memberikan kapur, penambahan kipas pengering dan treatment kimia lainnya.


"Tapi sekarang karena memang dampak terhadap permukiman masyarakat sering terjadi apalagi di musim hujan, kita memutuskan untuk melakukan relokasi kandang secara bertahap," ujarnya.


Relokasi kandang ini, tambah Nurul, sudah dilakukan dengan terus mengurangi populasi ayam, yang semula ada 80 ribu ekor, sekarang sudah berkurang menjadi 60 ribu ekor.


"Pengurangan populasi ayam ini akan terus dilakukan hingga akhirnya di lokasi ini benar-benar tidak ada lagi," ungkapnya.


Pengurangan populasi ayam di peternakan yang ada di Kelurahan Winduhaji ini diperkirakan total bisa terlaksana hingga maksimal 2 tahun.


"Kandang tersebut sudah kita rencanakan direlokasi ke daerah Kuningan Timur yang jauh dari permukiman warga," sebut Nurul.


Selain pertimbangan jumlah populasi ayam, pihaknya juga mempertimbangkan para pekerja di kandang tersebut yang saat ini ada 50 orang.


 "Sebagian di antaranya telah bekerja selama puluhan tahun. Ini menjadi pertimbangan penting dalam proses relokasi karena melibatkan sumber daya manusia yang sudah terikat dengan kandang ini sejak tahun 1984," jelasnya.


Melalui pemberitaan di media massa ini, ungkapnya, merupakan salah satu upaya sosialisasi pihaknya kepada masyarakat yang selama ini mempertanyakan upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak polusi dari kotoran hewan di kandang tersebut.


"Insya Allah jika sudah direlokasi, tidak akan ada lagi keluhan polusi dari masyarakat," ujarnya sembari meminta warga tetap bersabar menunggu relokasi kandang yang akan dilakukan bertahap ini. (Nars)