![]() |
Kepala Bidang Infrastruktur TIK Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Kuningan, Acep Tisna Sudrajat, SH. |
KUNINGAN - Kiprah Bidang Infrastruktur TIK Dinas Kominfo Kabupaten Kuningan untuk mengentaskan masalah blank spot (suatu tempat yang tidak tersentuh atau tercover sinyal komunikasi) di wilayah kerjanya sangat terasa dalam dua tahun terakhir (2021-2023).
Dari 48 titik desa blank spot pada tahun 2021, pada tahun 2023 ini hanya tinggal 7 desa saja. Sementara, 16 desa pada tahun ini sedang diupayakan untuk bisa mengakses komunikasi (internet) dengan baik.
Hal ini dikatakan Kepala Bidang Infrastruktur TIK Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Kuningan, Acep Tisna Sudrajat, saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Selasa (05/09/2023).
Acep mengatakan, di era digital saat ini, kebutuhan untuk bisa mengakses internet sudah menjadi satu kebutuhan pokok di masyarakat. Betapa tidak, dalam era digital ini, semua aspek kehidupan masyarakat sudah tidak bisa terlepas dari pengaruh pesatnya teknologi informasi yang dibantu oleh lancarnya akses internet.
"Coba saja lihat, dalam dunia bisnis, pendidikan, pemerintahan, sarana komunikasi, hiburan bahkan pertanian sekalipun, di era ini, sudah banyak dibantu oleh media internet untuk meningkatkan produktivitasnya," ujar Acep.
Bisa dikatakan, imbuhnya, saat ini penggunaan internet di masyarakat sudah tidak bisa ditinggalkan.
"Pada awal tugas saya di bidang infrastruktur TIK ini masih ada 48 desa dari 361 desa di Kabupaten Kuningan yang belum menikmati akses internet karena beberapa kendala," paparnya.
Kondisi ini, sebutnya, diakibatkan belum adanya menara dan jaringan telekomunikasi yang masuk ke area tersebut.
Pihaknya sempat menyampaikan kepada Kominfo pusat soal kendala blank spot ini, namun, pada tahun 2021 hingga awal 2022, pembangunan menara BTS dan jaringan telekomunikasi di wilayah Jawa-Bali belum bisa dilaksanakan.
"Jawaban yang diterima dari Kementerian Kominfo, pembangunan menara BTS saat ini dipriroritaskan di wilayah 3 T (terluar, tertinggal dan terpencil), yang ada di wilayah Indonesia timur atau di wilayah batas negara," ungkapnya.
Mendapat jawaban tersebut Diskominfo Kuningan tidak tinggal diam. Pihaknya, tetap melakukan langkah-langkah meskipun anggaran pemerintah untuk pembangunan menara tidak dialokasikan ke Kabupaten Kuningan.
"Komunikasi tetap kami lakukan dengan beberapa provider untuk membangun menara telekomunikasi sehingga wilayah-wilayah blank spot terus berkurang," tuturnya.
Sementara, Bupati Kuningan, Acep Purnama, pada satu kesempatan, memberikan keterangan, berdasarkan data yang dikeluarkan Jabar Digital Service pertanggal 11 mei 2023, Kuningan masuk peringkat ketiga sinyal terkuat di jawa barat setelah Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Bogor.
"Saat ini kami menugaskan Dinas Kominfo berkolaborasi dengan provider untuk pengentasan desa-desa blank spot dan sinyal lemah," ujarnya.
Melalui kolaborasi antara perusahaan provider/penyedia jasa intenet dengan BUMDES maupun komunitas-komunitas yang ada di desa, imbuh Acep, diharapkan akan menumbuhkan ekonomi di desa sehingga PADes juga akan meningkat. (Nars)