![]() |
Sekda Kuningan, Dr Dian Rachmat Yanuar, mengajak semua pihak untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi |
KUNINGAN - Terobosan untuk membantu masyarakat bisa beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi terus dilakukan Kementerian Kominfo RI. Kali ini Kemenkominfo menggandeng Dinas Pendidikan di Kabupaten Kuningan untuk melakukan literasi digital dan peningkatan kompetensi tenaga pengajar dalam sebuah seminar dan workshop "Gerakan Literasi Digital dalam Peningkatan Kompetensi Guru di Kabupaten Kuningan".
Kegiatan yang digelar bekerjasama dengan Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Kabupaten Kuningan ini dilaksanakan selama tiga hari mulai Jum'at (25/08/2023).
Seminar dan workshop tatap muka digelar di Aula STKIP Muhammadiyah Kuningan yang diikuti ratusan tenaga pengajar tingkat PAUD/TK/RA, SD, SMP, SMA dan mahasiswa. Sedangkan untuk workshop dua hari digelar secara Daring.
Pada agenda tersebut dilakukan juga pelantikan Anggota RTIK se-Kabupaten Kuningan dari berbagai komisariat oleh Ketua Relawan TIK Jawa Barat, Muh Nurfajar Muharom.
Sekretaris Daerah Kuningan, Dian Rachmat Yanuar, menyambut baik upaya dari para Relawan TIK dan Pandu Digital untuk memberikan wawasan kepada masyarakat agar bisa melek digital ditengah pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini.
"Perkembangan teknologi dan informasi telah merubah tatanan semua aspek kehidupan di masyarakat mulai dari perekonomian, pendidikan, kesehatan, dan yang lainnya," kata Sekda Dian.
Salah satu pengaruh dari perkembangan teknologi informasi tersebut, imbuhnya, adalah terhadap dunia pendidikan. Maka kalau dunia pendidikan tidak beradaptasi terhadap perkembangan tersebut, pasti dunia pendidikan akan tertinggal.
"Anak didik kita mulai usia dini saat ini sudah memegang gadget dan mengakses internet, maka jika orang tua ataupun tenaga pengajarnya di sekolah tidak menguasai bagaimana media teknologi informasi ini digunakan dengan baik maka informasi yang bertentangan dengan tujuan dunia pendidikan akan mudah diserap oleh anak didik kita," paparnya.
Sekda menandaskan, metode pendidikan berbasis dunia digital saat ini merupakan sebuah keniscayaan yang harus dilakukan.
"Hari ini saya berbahagia mendengar adanya satu gerakan pandu digital untuk membantu masyarakat bisa beradaptasi terhadap perkembangan dunia teknologi informasi termasuk di sektor pendidikan," ungkapnya.
Sekda mengajak semua pihak untuk bisa beradaptasi baik dengan perkembangan teknologi informasi agar tidak tertinggal.
Sementara, mewakili Kadisdik Kuningan, Kabid SMP, Abidin, menyebutkan, Dinas pendidikan dan kebudayaan Kabupaten Kuningan akan terus berupaya untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas sebagai visi utama.
"Untuk mewujudkan visi tersebut tentunya harus didukung oleh berbagai pihak maka kolaborasi menjadi sebuah keniscayaan," kata Abidin.
Dikatakannya lagi, program ataupun konsep merdeka belajar yang dibuat oleh kementerian pendidikan kebudayaan riset dan teknologi, ini merupakan terobosan dan tantangan dunia pendidikan hari ini
"Tentu kita sebagai praktisi harus meresponnya dengan adaptasi terhadap perubahan-perubahan teknologi saat ini. Bagaimana kualitas pembelajaran semakin hari semakin meningkat dengan pemanfaatan teknologi informasi yang berkembang," sebutnya.
Sebagai leading sektor TIK, Kadiskominfo Kuningan, Wahyu Hidayah, kepada para peserta seminar menerangkan bahwa minat literasi (membaca) penduduk Indonesia saat ini sangat rendah.
Dari hasil beberapa survei menghasilkan Indonesia masuk urutan bawah dari angka minat baca penduduknya. Kebanyakan, imbuhnya, warga Indonesia lebih suka membaca medsos yang iseng daripada baca buku atau wawasan lain di internet.
Padahal, saat ini di internet juga banyak buku-buku atau bahan bacaan yang telah di-digitalisasi.
Ia mengajak para tenaga pengajar untuk bisa meningkatkan literasi digital dari konten-konten baik yang ada di dunia internet. Agar pembelajaran yang disampaikan kepada anak didik bisa lebih cepat tersampaikan dan metode yang digunakan tidak ketinggalan zaman.
Pada workshop ini dilatihkan kepada para peserta beberapa praktik diantaranya pembuatan bahan ajar berbasis digital, pembuatan konten bagi publikasi sekolah dan modul pilar literasi digital.
Para peserta, setelah diberikan teori dan penjelasan, mereka diminta menjawab beberapa post test, mengerjakan tugas sesuai bahan ajar yang disampaikan dan diberikan sertifikat. (Nars)