![]() |
Sri Laelasari melihat kondisi tempat-tempat pembuangan sampah di beberapa trotoar di Kabupaten Kuningan |
KUNINGAN - Anggota Legislatif Kabupaten Kuningan dari Fraksi Gerindra, Sri Laelasari mengkritisi keberadaan tempat-tempat sampah sementara di beberapa titik, yang menggunakan lahan trotoar di beberapa ruas jalan di Kabupaten Kuningan.
Hal ini disampaikan Sri saat berkeliling Kuningan Kota didampingi pegawai Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kuningan, Jum'at (23/12/2022) kemarin.
Menurut Sri, penggunaan sekitar trotoar, apalagi di jalan-jalan yang ada di Kuningan Kota, sangat tidak pantas dari segi estetika dan melanggar fungsi trotoar itu sendiri.
"Trotoar kan fungsinya untuk pejalan kaki, bukan untuk meletakkan bak-bak sampah yang pasti akan meninggalkan kesan kumuh jika dilihat," ketusnya.
Kekumuhan beberapa titik TPS ini, imbuhnya diperparah dengan frekuensi jadwal pengambilan sampah oleh pihak DLH Kuningan yang terkesan tidak teratur. Sehingga saat sampah menumpuk dan belum diambil petugas, akan terlihat kotor serta kumuh.
"Saya melihatnya sendiri seperti di Jalan Otista, Jalan Juanda, Jalan Pramuka dan Jalan Siliwangi, bahkan sampah yang agak lama tak diambil akan meninggalkan bau yang tak sedap," katanya.
Belum lagi, ujar Sri, tentu sampah ini jika lama tak diambil, akan menyumbang bibit penyakit bagi masyarakat yang melintas atau masyarakat sekitar.
"Memang butuh penertiban tata letak TPS ini agar kesan kumuh bisa diminimalisasi," sebutnya.
Pada agenda monitoring sejumlah TPS di Kabupaten Kuningan ini, berdasarkan aspirasi warga sekitar, Sri meminta agar TPS yang ada di trotoar pinggir jalan bisa dipindahkan sedikit lebih ke dalam, tidak terlalu di pinggir bahu jalan.
"Nanti kita akan bicarakan, semoga bisa sinkron dengan program Dinas PUTR agar bisa dibuatkan bak-bak sampah yang representatif di tempat yang agak jauh dari jalan raya," terangnya.
Dari perhitungannya, saat ini setidaknya dibutuhkan 15 titik TPS representatif untuk menggantikan bak-bak sampah di pinggir jalan Kabupaten Kuningan.
"Selain penertiban tempat-tempat sampah ini, untuk menuntaskan masalah sampah di Kuningan Kota dibutuhkan kesadaran masyarakat agar tak membuang sampah sembarangan," imbuhnya.
Karena, sambung Sri, meski setiap hari ada jadwal pengambilan sampah dari Dinas LH, jika warga tak teratur buang sampah, tentu akan terlihat gunungan sampah setiap saat.
"Warga luar daerah setempat juga terkadang ketahuan membuang sampah sembunyi-sembunyi ke TPS-TPS ini. Mereka menepikan kendaraan lalu melempar kantong berisi sampah begitu saja sehingga sampah berceceran," papar Sri.
Ia pun mengaku mendapat aspirasi dari komunitas pemulung yang kerap berkeliling di seputar Kuningan Kota bahwa mereka ingin diakui sebagai bagian dari masyarakat yang ikut menciptakan kebersihan di beberapa TPS tersebut.
"Mereka mengaku punya komunitas yang anggotanya hingga seratusan orang. Ingin difasilitasi Pemerintah agar dibantu perlengkapan seperti sarung tangan, masker dan lainnya," ujar Sri lagi.
Kedepan pihaknya sebagai bagian dari Komisi 3 DPRD Kuningan, meminta Dinas LH bisa lebih gencar lagi mensosialisasikan kepada masyarakat untuk bijak mengelola sampah.
"Pengelolaan sampah ini memang dimulai dari rumah masing-masing. Mari kita bijak mengelola sampah ini dengan memilahnya sebelum diangkut ke TPS, agar memudahkan pengelolaan lebih lanjut," jelasnya.
Diakui Sri lagi, melihat kondisi sampah yang didominasi oleh jenis plastik, pihaknya di DPRD sedang berupaya membuat aturan untuk mengurangi penggunaan plastik di masyarakat.
"Ada rencana pembuatan Raperda untuk mengurangi penggunaan kantong plastik, nanti akan dibentuk panitia khususnya," tutup Sri. (Nars)