KUNINGAN - Tudingan yang diduga ditulis Ketua DPRD Kuningan, Nuzul Rachdy, dalam chattingan Whatsapp-nya soal Mazhab Pontren Husnul Khotimah (HK) di luar Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) ditanggapi dengan senyuman oleh Dewan Pembina Pontren HK, Achidin Noor.
Saat dikonfirmasi kuninganreligi.com pada Sabtu (05/09/2021), Achidin mengaku enggan menanggapi soal bocornya percakapan whatsapp yang diduga ditulis Nuzul Rachdy ke kalangan umum.
"Soal percakapan whatsapp itu kita lihat dulu kebenarannya, apakah benar ditulis Nuzul atau bukan. Kedua, siapa yang menyebarkannya, karena ada undang-undang ITE juga kan, " ujarnya.
Jika memang benar itu percakapan yang dilontarkan Nuzul Rachdy, Ia mengaku tidak terkejut. Soalnya pria yang menjabat Ketua DPRD Kuningan ini sudah pernah beberapa kali punya kaitan permasalahan dengan Pontren yang berlokasi di Desa Manis Kidul Kecamatan Jalaksana ini.
"Berita rencana kedatangan Presiden Jokowi ke Husnul pada Hari Jum'at (27/08). Katanya positif Pak Jokowi akan datang ke HK, " ujarnya.
Namun bagi Kiai yang juga Ketua FKUB Kuningan ini, rencana kedatangan Presiden Jokowi tidak begitu membuat yakin. Baginya pribadi, kedatangan Jokowi ke HK kemungkinannya 50:50.
"Firasat Saya memang sudah ada (bahwa Presiden Jokowi tidak akan hadir). Meski begitu kita tetap lakukan persiapan untuk penyambutan Pak Jokowi, kita sudah buat tenda dan persiapan lainnya, " ungkapnya.
Namun, pada Senin (30/08) pagi, ada informasi bahwa rombongan persiapan kedatangan Presiden terkonsentrasi di Pontren Miftahul Falah, Desa Ciloa.
"Dan benar saja, dari pusat ngasih informasi bahwa ada Plan A dan B, namun kegiatan vaksinasi tetap akan digelar meski melalui video conference, " ujarnya.
Pihaknya menanggapi tidak jadinya kedatangan Presiden Jokowi ke HK sebagai hal biasa. Namun yang disorotinya, adalah kenapa pembatalan kedatangan Jokowi ke HK di saat injury time, saat pihaknya sudah melakukan segala persiapan.
Soal tudingan yang diduga ditulis Nuzul Rachdy dalam percakapan Whatsapp bahwa Pontren HK di luar Mazhab Aswaja, Achidin malah menanggapinya dengan bersyukur. Ia berterima kasih kepada Nuzul Rachdy, karena hal itu menunjukkan bahwa firasat yang selama ini Ia rasakan memang terbukti.
"Tapi jika pernyataan itu menganggap HK bukan Mazhab Aswaja, berarti menganggap Mazhab Pak Bupati (Acep Purnama) juga bukan Aswaja, karena Beliau waktu masuk Agama Islam, mengucapkan Dua Kalimat Syahadat di Husnul Khatimah, " paparnya.
Saat ditanya apakah akan ada tindakan dari pihak HK untuk menindaklanjuti tudingan yang diduga dilontarkan Nuzul Rachdy terkait Pontren HK sebagaimana percakapan di media Whatsapp yang tersebar ke publik, Achidin mengaku hanya akan melihat perkembangan masalah ini seperti apa.
Sebelumnya, seperti dilansir detik.com pada Ahad (05/09), bahwa Istana Kepresidenan akhirnya buka suara dan memberikan penjelasan terkait tidak jadinya Presiden Jokowi berkunjung ke Pontren HK. Istana berdalih bahwa pengalihan kunjungan presiden ke Pontren lain adalah untuk menyesuaikan dengan rute kunjungan kerja presiden di Kuningan.
"Ya itu hanya karena menyesuaikan waktu dan rute saja," kata Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono kepada wartawan, seperti ditulis detik.com.
Penyesuaian rute ini, imbuhnya, mempertimbangkan waktu yang terbatas. Ia pun menolak jika dianggap pembatalan kunjungan Presiden Jokowi ini dikarenakan pemahaman tertentu.
"Karena titik kunker ada 5 lokasi kan sedangkan waktu terbatas," katanya. (Nars)
Minggu, 05 September 2021
New