KUNINGAN - Video berdurasi 41 detik yang memperlihatkan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kuningan, Toto Toharudin, berwisata di Wisata Air Moncongos, Desa Sukaimut, Kecamatan Garawangi, tersebar di beberapa grup percakapan aplikasi Whatsapp warga Kuningan, Ahad (17/01/2021).
Dalam video tersebut, Kadisporapar Kuningan, terlihat bersama dua orang lainnya, berada di atas perahu karet di atas aliran Sungai Cisanggarung. Mereka dengan memakai pelampung, helm dan memegang dayung terlihat akan menyusuri sungai yang kini dijadikan lokasi wisata yang dikelola BUMDes setempat.
"Bismillahirrohmaanirrohim, Saya mau mulai Wisata Air Moncongos Sukaimut Kabupaten Kuningan. Ini adalah rafting pertama Saya untuk melihat keindahan Sukaimut, wisata air Moncongos keren luar biasa, " kata Toto dalam video itu.
Lalu, dalam video yang bertuliskan disporapar dan ada tanda air tanggal 16 Jan 2021 09.20.31 itu, mereka kemudian mengayuh dayung mulai menyusuri sungai.
Dalam salah satu percakapan grup Whatsapp, video tersebut mengundang banyak tanggapan. Bukan karena lokasi wisatanya yang terlihat, namun karena keberadaan Kadisporapar di lokasi Obyek Wisata ini disebut-sebut diduga melanggar masa Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) yang telah ditetapkan Bupati Kuningan dalam Surat Edarannya.
"Bukannya tempat wisata ditutup hingga tanggal 17 Januari 2021? Ini kok Kadisporapar bisa masuk lokasi wisata tanggal 16 Januari 2021. Apakah ada dispensasi buat Kadis mah?," ketus salah seorang netizen menanggapi video tersebut.
Ucapannya memunculkan tanggapan dan pertanyaan dari netizen lainnya yang mempertanyakan apakah ada sanksi bagi pejabat yang diduga melanggar SE Bupati terkait PPKM di Kuningan.
Sementara itu, saat dihubungi media, Kadisporapar Kuningan, Toto Toharudin mengaku keberadaannya di lokasi wisata tersebut bukan berwisata dan lokasi wisata tersebut, dikatakannya, tidak beroperasi.
"Kan itu bukan pembukaan, bukan wisata, " jelasnya melalui sambungan seluler, Ahad (17/01/2021) malam.
Ia menyebutkan di wisata itu harus dinamis. Ketika ditutup, para pelaku itu harus dibina SDMnya, harus difasilitasi dan dievaluasi.
"Seberapa jauh di lapangan, makanya kita bikin konten untuk persiapan nanti (saat) buka, " imbuhnya.
Toto mengatakan, dirinya turun ke lapangan untuk mengetahui sejauhmana pelaku wisata menangani ketika ada persoalan di pengamanan pengelolaan arung jeram.
"Jadi Saya kan harus praktek langsung. Melihat, lalu dievaluasi, " ujarnya.
Ahad ini, pihaknya menambahkan, sudah mengumpulkan para pengelola untuk diberikan pembinaan.
"Nah itu, karena saat dilihat di start awalnya bagus, namun di finishnya tidak ada tempat, " jelasnya.
Ia juga mengatakan hari ini Bupati juga hadir untuk membuatkan (lokasi) terminal di (titik) finish yakni di Desa Cikananga.
"Akhirnya ada masyarakat yang menghibahkan, kalau itu akan dijadikan destinasi wisata," tandas Toto.
Selain itu, Ia melihat dan mengevaluasi tingkat pengelolaan pengamanan lainnya yang masih kurang.
Makanya, masih Toto, ke depan Ia sudah merencanakan akan mempromosikan wisata di sana dengan contoh yang Ia lakukan sendiri.
"Kan enggak bisa mempromosikan wisata, jika Saya sendiri tidak langsung turun, " kilahnya.
Terpisah, Kepala Seksi Kemitraan dan Kelembagaan Komunikasi Media, Diskominfo Kuningan, Acep Tisna Sudrajat, saat dikonfirmasi perihal kehadiran Bupati Kuningan seperti yang diungkapkan Kadisporapar menyebut bahwa Bupati Acep saat itu tidak hadir dalam kegiatan yang disebutkan Kadis Toto Toharudin.
"Kami meluruskan, bahwa Pak Bupati tadi tidak hadir ketika Pak Kadisporapar (berada) di sana, " ujarnya.
Adapun, diteruskannya, Bupati Acep hadir sebagai undangan Kepala Desa Sukaimut pada Ahad sore. Bukan pada saat Kadisporapar Kuningan ada di sana.
"Pak Bupati hanya sebentar dan cuma melihat-lihat saja, karena kondisi hujan, hanya lima belas menitan di Desa Sukaimut, " imbuh Acep. (Nars)