PTPA Jati Kersa Kuningan Blusukan Berikan Bimbingan Terapi untuk Anak Difabel - Kuningan Religi

Breaking



Selasa, 15 Desember 2020

PTPA Jati Kersa Kuningan Blusukan Berikan Bimbingan Terapi untuk Anak Difabel


KUNINGAN - Pusat Terapi Perkembangan Anak "JATI KERSA" Kabupaten Kuningan melakukan sosialisasi dan bimbingan pada para orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus atau difabel di Aula Desa Cikubangmulya Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan pada Senin (14/12/2020). 

Dalam sosialisasi tersebut hadir belasan orang tua bersama anak mereka yang antusias menyimak penjelasan serta bimbingan dalam bentuk praktek tips dan trik cara mengenali tumbuh kembang anak sejak dini. Bimbingan pengenalan perkembangan anak sejak dini ini langsung diberikan oleh Kepala PTPA Jati Kersa, Dita Novaria SPd AUD, 

yang dengan telaten memaparkan terkait tata cara mengenali gejala gangguan perkembangan mental anak sejak dini dan bagaimana cara penanganannya sejak awal. 

Juga cara-cara penanganan dan pemberian treatment pada anak yang diketahui membutuhkan perhatian khusus /difabel.

Ketua PTPA Jati Kersa, Dita Novaria, usai acara sosialisasi kepada KR menjelaskan bahwa di sekitar Desa Cikubangmulya, terdapat sekira 8 anak berkebutuhan khusus dengan berbagai tingkatan dan jenis. Makanya, pihaknya mencoba jemput bola melakukan sosialisasi dan bimbingan bagi para orang tua di desa tersebut. 


"Harapannya dengan turun langsung ke tempat tinggal mereka, bisa menambah semangat para orang tua yang memiliki anak khusus /spesial ini untuk tetap memberikan perhatian pada anak-anak mereka. Karena anak berkebutuhan khusus ini bisa berkembang sesuai kapasitas IQ yang dimilikinya, " terang Dita. 

Anak "spesial", begitu PTPA Jati Kersa menyebut para difabel ini, butuh sentuhan khusus dari para orang tua mereka untuk bisa menonjol dalam bidang tertentu. 

" Ibarat air dalam wadah, anak difabel ini adalah air di gelas. Sedangkan anak yang normal adalah air dalam botol. Nah, meski tidak mungkin sama dengan anak normal lainnya, anak difabel juga bisa dimaksimalkan kerja otaknya dengan memberi warna khusus melalui sentuhan-sentuhan bimbingan dari orang tuanya, " paparnya. 


PTPA Jati Kersa, mencoba hadir di masyarakat sebagai lembaga swasta yang memberikan bimbingan dan terapi pada anak berkebutuhan khusus dengan fasilitas lengkap. 

"Mulai dari tenaga pedagogik, psikolog, terapis dan dokter. Adapun layanan yang diberikan seperti identifikasi dan asesmen anak, " terangnya. 


Layanan tersebut bagi anak-anak "spesial" autis, ADD/ADHD, MR, CP, DS, LD, SD DAN SID. Layanan yang diberikan adalah konsultasi psikologi, test IQ, test kematangan serta test minat dan bakat. 

"Selain itu, kita juga memiliki metode terapi yakni terapi pedagogik, perilaku, okupasi, wicara, dan fisioterapi, " ujar Dita. 

Sementara, salah seorang peserta, ibu dari anak yang mengalami keterlambatan perkembangan, Dewi (41), mengaku dengan adanya sosialisasi tersebut Ia sangat terbantu. 

"Semula, Saya sempat minder karena memiliki anak yang kurang berkembang. Namun tadi dari motivasi yang diberikan oleh Ibu dari PTPA, Saya percaya bisa memaksimalkan kemampuan anak Saya ke depan, " katanya.

Di tempat sama, Sri Laelasari, salah seorang penggiat sosial yang juga Anggota Fraksi Gerindra Bintang DPRD Kuningan, yang hadir dalam kegiatan ini, menyebutkan bahwa orangtua adalah sumber kekuatan anak-anaknya. Sehingga peran orang tua dalam mengawasi dan membimbing pertumbuhan otak anak dibutuhkan sekali. 


"Kita apresiasi kegiatan ini, mungkin ke depan tidak hanya di sini saja. Nanti kita bisa dorong untuk dilakukan di desa-desa lain juga, " tandanya. 

Sejalan dengan Sri, Kades Cikubangmulya, Enah Jaenah, selaku pemerintah setempat mengaku selalu memberikan dukungan pada setiap kegiatan sosial di desanya. Apalagi, terkait pembinaan pada anak dan generasi muda. Pihaknya mengatakan, selalu memberikan dukungan, bahkan dorongan dalam bentuk anggaran desa. 

"Ini memang sudah masuk ke dalam desa dan kami sudah menganggarkannya. Kita sudah punya anak-anak asuh binaan bahkan ada yang mau sampai disekolahkan, " pungkasnya. (Nars)