KUNINGAN - Seorang petani asal Desa Ciangir, Kecamatan Cibingbin, Wasjo (50), mengungkapkan bahwa para petani dan peternak di Desa Ciangir sempat memergoki kawanan hewan pemangsa ternak Kambing di wilayah tersebut.
"Jumlahnya ada sekira 8 (ekor), pas terlihat warga mereka lari ke arah bukit. Bentuknya seperti anjing, ekornya meringkel (pendek), warnanya trondol, " ungkap Wasjo saat ditemui KR di lokasi peternakan Sapi Desa Ciangir.
Untuk diketahui, kematian hewan ternak secara misterius, milik warga di Kecamatan Cibingbin hingga hari ini terus bertambah.
Pada Sabtu (19/12/2020) ini dilaporkan sedikitnya 7 ekor Kambing kembali jadi mangsa predator yang belum diketahui jenisnya itu.
Kapolsek Cibingbin, Iptu Asep Alamsyah, menyebutkan, peternak yang kambingnya mati dimangsa malam tadi adalah Komar, warga Dusun 2 Rt 2 Rw 5 Desa Ciangir, sebanyak 2 ekor. Kemudian, Sarka, warga Dusun 3 Cikamuning, Rt 2 Rw 6 Desa Cipondok, sebanyak 5 ekor.
"Waktu tadi cek ke TKP, kejadiannya hampir sama dengan kejadian malam sekarang dan yang kemarin. Kambing tersebut mati dengan jejak darah dihisap pada bagian leher, " papar Kapolsek.
Meski biang dari kejadian kematian puluhan ekor hewan ternak itu belum dipastikan. Namun Kapolsek Asep menyebutkan teka-teki siapa pemangsa puluhan kambing tersebut menemukan titik terang.
Ia mengatakan, Sabtu pagi, sempat ada warga yang memergoki hewan sejenis anjing hutan saat menghampiri kandang. Hewan yang biasa disebut ajag tersebut bahkan sempat dipukul oleh warga, namun tak berhasil ditangkap.
"Mereka biasanya bergerombol saat memangsa korbannya. Bentuknya seperti anjing namun lebih kecil ukurannya, " ujarnya.
Dari awal munculnya fenomena kematian hewan ternak secara massal dan misterius di Kecamatan Cibingbin ini, hingga saat ini tercatat lebih dari 50 ekor kambing dan sapi milik warga mati.
Kondisi bangkai hewan tersebut terlihat aneh, sebab hanya darahnya saja yang dihisap oleh pemangsa. Sementara, daging hewan tersebut masih utuh. (Nars)