KUNINGAN - Pekerjaan seorang jurnalis di masa pandemi Covid-19 tergolong beresiko tinggi dan rawan. Hal itu dilihat dari mobilitas dan pekerjaan pencari berita yang tak jarang bersentuhan langsung dengan lokasi dan bertemu banyak orang yang bisa saja terpapar virus yang belum ada obatnya itu.
Guna memastikan kondisi kesehatan para wartawan liputan wilayah Kabupaten Kuningan, Dinas Kesehatan Kuningan, memfasilitasi mereka untuk mengikuti test cepat (rapid test) Covid-19.
Tecatat ada 20 wartawan dari berbagai jenis media ikut serta dalam kegiatan Rapid test tersebut, di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kuningan, pada Rabu (15/04) siang.
"Alhamdulillah dari dua puluh peserta Rapid Test Covid-19 ini hasilnya negatif semua, " kata Iyan Irwandi, kepada kuninganreligi.com, sesaat setelah ikut test rapid tersebut.
Pelaksanaan rapid test, tuturnya, ditujukan agar memastikan kondisi kesehatan para pewarta tersebut, sehingga tidak ada kekhawatiran terpapar Covid-19 saat bekerja.
Meski dari hasil test yang didapat negatif, namun pria yang juga menjabat sebagai Ketua PWI Kuningan ini, mewanti-wanti agar dalam bekerja, para awak media memperhatikan prosedur keselamatan dan kesehatan.
"Minimal saat meliput di lapangan memakai masker dan membawa hand sanitizer untuk pencegahan terpapar virus, " ujarnya.
Saat mewawancarai narasumber pun, wartawan dihimbau agar bisa menjaga jarak dengan orang lain.
"Kalau bisa lewat telepon atau pesan elektronik, itu kebih baik, " ungkapnya.
Dalam pelaksanaan rapid test, terpantau, satu persatu wartawan dipanggil untuk kemudian diambil darah oleh petugas Labkesda yang mengenakan APD lengkap.
Sampel darah yang diambil, kemudian diteteskan pada alat test rapid seperti alat test kehamilan. Lamanya waktu untuk mengetahui hasil test adalah lima belas menit.
Jika strip merah dalam alat test tersebut ada satu, maka hasil test dinyatakan negatif. Namun, jika ada dua strip merah, maka hasil rapid dinyatakan positif.
Salah seorang petugas Labkesda Kuningan, Aan Sugandi, saat dimintai keterangan, menyebut bahwa hingga saat ini peralatan rapid test Covid-19 sangat terbatas jumlahnya. Pihaknya hanya mendapat dropping alat test dari Dinas Kesehatan Kuningan, jika ada warga yang akan ditest saja dengan persyaratan tertentu.
"Kita laksanakan rapid test jika ada instruksi saja dari Dinkes, karena tidak semua warga bisa ikut test ini. Prioritasnya yang telah tercatat ODP, PDP dan sejenisnya," ujarnya.
Juga bagi petugas medis yang bersentuhan langsung dengan pasien-pasien yang terkonfirmasi Covid-19, mereka harus ditest secara berkala. (Nars)