INI ASAL MUASAL BINGKISAN "BERKAT MAULID" PADA PERAYAAN MAULID NABI - Kuningan Religi

Breaking



Rabu, 21 November 2018

INI ASAL MUASAL BINGKISAN "BERKAT MAULID" PADA PERAYAAN MAULID NABI


KUNINGAN - Bulan Rabiul Awwal bagi Ummat Islam merupakan salah satu bulan yang bersejarah dan banyak diperingati. Pada bulan tersebut, Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa Salam, dilahirkan ke dunia, tepatnya pada tanggal 12 Rabiul Awwal, pada Tahun Gajah (tahun dimana pasukan gajah Raja Abrahah menyerang Ka'bah), atau tanggal 20 April 571 Masehi.

Kelahiran Nabi Muhammad SAW, merupakan tonggak sejarah agung bagi seorang Muslim, karena Rasulullah telah diutus oleh Sang Maha Pencipta untuk menyempurnakan akhlak manusia. Dan Rasulullah SAW pula merupakan pembawa Risalah dari Allah SWT untuk pedoman jalan hidup ummatnya.

Di beberapa daerah di Indonesia, termasuk di Kabupaten Kuningan, hari-hari di Bulan Maulid banyak disemarakkan dengan perayaan Maulid Nabi melalui pembacaan Sholawat dan Barzanji. 

Tak ketinggalan, di beberapa tempat, semaraknya perayaan Maulid diwarnai dengan tersedianya bingkisan berupa makanan. Ada yang bisa dibawa pulang oleh jamaah ada pula yang disediakan untuk dikonsumsi di tempat perayaan.

Pengasuh Pondok Pesantren Al Ma'mur, Desa Cipondok, Kecamatan Kadugede, Kabupaten Kuningan, K Agus M Romli, ketika dimintai keterangan oleh kuninganreligi.com seputar hidangan dalam perayaan Maulid mengungkapkan bahwa hal itu memiliki maksud untuk mengagungkan Maulid (kelahiran) Rasulullah SAW sesuai beberapa keterangan.


" Dalam sebuah keterangan bahwa berkata Sayyidina Abu Bakar Ash Shidiq RA, barangsiapa menafkahkan satu dirham dalam mengagungkan kelahiran Nabi SAW, adalah orang itu temanku di Syurga, " terangnya.

Dari keterangan tersebut, imbuhnya telah tersirat adanya ajaran dari para pendahulu untuk mengagungkan kelahiran Rasulullah SAW. Salah satunya, yaitu dengan menafkahkan harta yang saat ini diterjemahkan dalam bentuk bingkisan makanan pada setiap perayaan Maulid.

Kemudian, dalam keterangan lain, jelas K Agus, Sayyidina Umar Bin Khattab RA juga berkata, barangsiapa mengagungkan kelahiran Nabi Shollallohu 'alaihi wasallam, maka ia sungguh menghidupkan Islam. 

" Begitu pula dengan Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA, Beliau berkata, barangsiapa mengagungkan kelahiran Nabi Shollalloohu 'Alai wasallama, tidaklah orang itu keluar dari dunia kecuali dengan Iman, " tandasnya.


Terakhir, K Agus menjelaskan keterangan dari Imam Syafii Rohimahullohu Ta'ala, berkata: Barangsiapa yang berkumpul untuk mengagungkan kelahiran Nabi, memanggil-manggil saudaranya, mereka mempersiapkan makanan dan berbuat kebaikan, Alloh Ta'ala akan membangkitkannya pada hari Qiyamat beserta orang-orang Shiddiqiin, Syuhada', Sholihin, dan mereka di dalam taman-taman Ni'mat. (Nars)