KUNiNGAN - Tanggal 10 Muharram menjadi saat yang sangat penting bagi Ummat Islam mengenang berbagai peristiwa besar yang terjadi dalam perkembangan sejarah Islam.
Bahkan, bagi sebagian masyarakat, hari yang dikenal juga dengan Asyura ini diyakinj sebagai Hari Raya-nya Anak Yatim Piatu.
Berkenaan dengan sejarah yang diyakini tersebut, bertempat di kediamannya, di Dusun Pahing, Desa Purwasari, Kecamatan Garawangi, Drs H Atang Sugiyono MSi, mengumpulkan seratusan anak yatim/piatu untuk disantuni, pada Kamis (20/09).
" Maksud dan tujuan acara kali ini adalah dalam rangka memperigati 10 Muharram dimana menurut ajaran yang kami yakini ada beberapa peristiwa penting dalam Bulan Muharram, salah satunya adalah bagaimana kita membahagiakan saudara2 kita khususnya anak yatim /piatu, " ungkap H Atang.
Acara ini, imbuhnya, merupakan acara tahunan yang rutin dilaksanakan pihaknya. Untuk santunan dalam skala besar, biasanya dilaksanakan oleh panitia khusus dari warga Purwasari di perantauan.
Acara santunan juga diisi dengan pemberian taushiyah yang dibawakan K H Ubed Badruddin Noor, Pimpinan Pondok Pesantren Miftahul Mubarok, Desa Purwasari, Kecamatan Garawangi.
Dalam taushiyahnya, KH Ubed, menjelaskan bahwa sangat mulia Umnat Islam jika mau memperingati awal tahun Islam, mengingat saat ini sudah jarang generasi muda Islam yang hafal bulan-bulan Hijriyah.
" Miris, Ummat sekarang, kebanyakan hanya hafal bulan-bulan Masehi, yang notabene bukan Tahun Ummat Islam, " ucapnya.
Moment Hijriyah, terang sesepuh Hamida Kuningan ini, juga menjadi saat yang tepat untuk hijrah dari kondisi tidak baik menjadi lebih baik.
" Nah, pada tanggal 10 Muharram, dalam sejarah Islam banyak terjadi peristiwa penting yang harus diketahui ummat dan diambil hikmahnya, salah satunya jadi saat tepat untuk memuliakan Anak Yatim / Piatu, " tukas KH Ubed (Nars)
