KUNINGAN - Sebanyak 7 Ton ikan di perairan Waduk Darma Kabupaten Kuningan, mati mendadak pada Rabu (06/05/2020). Menurut Kepala Bidang Perikanan, Dinas Perikanan dan Peternakan Kuningan, Denny Rianto, fenomena kematian ribuan ekor ikan tersebut diakibatkan adanya upwelling, atau adanya kualitas air yang menurun.
"Yang mati adalah ikan-ikan milik petani Keramba Jaring Apung (KJA) di Blok Jagara sebanyak 10 orang. Jumlah ikan yang mati ada sekira 7 ton, " jelas Denny.
Dari kematian ikan tersebut, imbuhnya petani mengalami kerugian sekira Rp 100 juta. Sebagian ikan yang belum mati, dalam kondisi mabuk, masih ada yang bisa dijual dengan setengah harga, sehingga kerugian tidak begitu besar.
Ditanya terkait upaya untuk mengatasi fenomena kematian ribuan ekor ikan ini, Kabid Denny mengaku bahwa fenomena kematian ikan tersebut tidak bisa dihindari.
"Itu (kematian massal ikan di Waduk Darma-red) terjadi setahun dua kali dan mesti saja terjadi, " ujarnya.
Pernah ada upaya untuk menanggulangi hal tersebut dengan pompanisasi, katanya, namun tidak bisa membantu secara maksimal menurunkan angka kematian ikan di sana.
"Mau tidak mau, ke depan harus ada pengurangan KJA, ini harus dilakukan, mengingat limbah dari KJA ini telah menjadikan kualitas air rusak dan kematian ribuan ikan ini akan terus berlanjut jika tetap tidak ada upaya.
Denny mengaku kaget saat mendata ulang jumlah seluruh KJA di Perairan Waduk Darma. Semula dari data yang dimilikinya hanya ada 5000 KJA, namun saat didata kembali saat ini tercatat ada 7000 jumlah KJA.
"Saya juga kaget, ternyata banyak yang bikin baru. Rencananya akan ada penertiban dan penataan. Namun pasti akan menghadapi kendla dari masyarakat yang enggan KJA nya dikurangi, " jelas Denny.
Aplikasi penertiban KJA di lapangan tentu akan menemukan hambatan saat sosialisasi pengurangan KJA. Pihaknya akan membentuk tim secara hati-hati, yang jelas pengurangan KJA harus segera dilakukan.
"Pasti masyrakat ada yang enggak mau jika jaringnya dikurangi, namun aturan harus ditegakkan, dan jika aturan ditegakkan dengan membongkar KJA, maka harus disiapkan anggaran untuk itu, " tandasnya.
Antisipasi lain yang harus disiapkan, ungkap Denny adalah adanya alih usaha, dengan melibatkan tim teknis seperti dari sektor pertanian, peternakan, koperasi dan UKM.
"Sehingga saat dilaksanakannya nanti masyarakat yang terdampak pengurangan KJA bisa ada alih usaha lain, yang tadinya budidaya ikan jaring terapung ke ikan darat atau pengolahan hasil perikanan, " tukasnya. (Nars)