KUNINGAN - Penolakan terhadap beroperasinya galian pasir di Desa Luragunglnadeuh terus bergejolak. Puluhan warga Desa Luragunglandeuh, pada Rabu (04/03/2020), menggelar aksi unjuk rasa di depan Pendopo Setda Kuningan, untuk menyuarakan penghentian beroperasinya galian pasir di Luragunglandeuh.
Mereka berangkat dari Luragung dengan menggunakan kendaraan bak terbuka. Sesampai di depan pendopo, mereka langsung mengadakan orasi. Satu per satu warga bergantian meluapkan keluh kesah mereka.
Sadap, salah seorang warga Dusun Pahing, Desa Luragunglandeuh, menuding pemerintah sewenang-wenang dalam mengeluarkan ijin untuk pengusaha galian. Padahal menurutnya Luragung adalah tempat yang dulunya Asri dan memiliki konsep desa wisata, yang dengan beroperasinya galian pasir sangat bertentangan dengan konsep wisata.
"Saya bisa katakan Luragung sudah tidak Asri lagi, sekarang suhu udaranya juga sudah panas. Ini salah satunya gara-gara adanya galian pasir, betul? " teriak Sadao di hadapan massa aksi.
Warga juga menuding bupati telah berbohong, karena saat kampanye pilkada tahun 2018 lalu, bupati pernah berjanji tidak akan mengijinkan dan akan membendung beroperasinya galian pasir di Luragunglandeuh.
"Pak Bupati, dulu kami berjuang menggalang suara untuk Bapak agar jadi Bupati, kenapa saat kami butuh, bapak tidak hadir? Jelas Pak Bupati berbohong pada kami," ujarnya.
Terkait tuntutan, ada tiga point yang digelorakan Aliansi Masyarakat Pefuli Luragung (Ampel) ini. Pertama, mereka meminta agar pemerintah meninjau kembali usaha pertambangan di Luragunglandeuh.
"Kedua, cabut ijin galian pasir dan ketiga usut tuntas kasus galian pasir di Luragunglandeuh, " kata Iwan, Ketua Ampel.
Terpantau, aksi unras ini mendapat pengawalan keamanan dari puluhan aparat kepolisian Polres Kuningan, anggota Kodim 0615/Kuningan, dan Satpol PP Kuningan.
Warga menginginkan bupati ke luar kantor setda untuk menemui mereka, namun hingga berita ini dirilis, bupati masih belum terlihat akan menemui mereka. (Nars)