Penanaman pohon di daerah rawan bencana termasuk pada mitigasi bencana (BPBD Kuningan) |
KUNINGAN - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan merilis bahwa di tahun 2021 kemarin, kebencanaan di wilayahnya didominasi oleh bencana tanah longsor.
Sejak Januari hingga Desember 2021, dari 226 kejadian kebencanaan, tercatat ada 161 bencana tanah longsor.
Rekapitulasi kebencanaan di Kabupaten Kuningan tahun 2021 |
"Di Bulan Desember 2021, tercatat ada 7 kejadian bencana tanah longsor dari 17 peristiwa kebencanaan di Kabupaten Kuningan, " terang Kepala Pelaksana BPBD Kuningan, Indra Bayu, kepada kuninganreligi.com, Selasa (04/01/2022).
Menurutnya, sebagaimana prakiraan cuaca dari BMKG, dan peringatan dini kebencanaan dari BNPB, dimana pada akhir tahun 2021 dan awal tahun 2022 ini masuk fase musim penghujan yang patut diwaspadai.
"Karena di bulan Januari hingga Maret ini adalah fase puncak yang patut diwaspadai menurut prakiraan tersebut, " kata IB, sapaannya.
Kalak BPBD Kuningan, Indra Bayu Permana (tengah) |
BPBD Kuningan, imbuhnya, telah melakukan rakor dengan sejumlah komponen termasuk relawan sebagai langkah preventif terkait siapa melakukan apa saat bencana terjadi.
"Bencana kan tidak bisa terprediksi, seperti kejadian Semeru beberapa waktu lalu. Makanya kita harus punya rencana kontigensi dan mitigasinya seperti apa, karena kita juga punya Ciremai kan, " paparnya.
Rencana tersebut meliputi bagaimana jalur evakuasi, sarpras ketika bencana terjadi, juga mengedukasi masyarakat supaya paham apa yang harus dilakukan.
Terkait upaya pencegahan daerah rawan bencana, pihaknya mengapresiasi munculnya gerakan-gerakan beberapa komponen masyarakat yang melakukan upaya seperti dengan menanam pohon di daerah-daerah rawan bencana.
"Secara tidak langsung edukasi penanaman pohon ini adalah rehabilitasi rekonstruksi. Ini kegiatan nyata bahwa penanggulangan kebencanaan sudah dilakukan secara preventif. Penanaman pohon ini juga termasuk mitigasi kebencanaan di daerah rawan bencana, " katanya.
Upaya penanaman pohon ini, imbuhnya, adalah kegiatan yang bisa menahan lerengan-lerengan yang memang ketika tidak ada pohon sama sekali gampang terjadi pergerakan tanah atau longsor.
"Ini kegiatan positif, sekarang sudah banyak kegiatan tematik penanaman pohon. Mudah-mudahan bisa berkelanjutan. Karena dampak penanaman ini tidak mudah dirasakan dalam waktu singkat, " ujarnya.
Pihaknya menyebut, daerah rawan longsor terjadi di kawasan Kuningan Selatan, Kuningan Timur, seperti Cibingbin, Subang, Cilebak dan Selajambe.
"Selain itu upaya pembersihan lingkungan sekitar dan susur sungai dari sampah juga perlu dilakukan guna mengantisipasi bencana seperti luapan air atau banjir, " pungkasnya. (Nars)