Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) |
KUNINGAN - Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) merupakan satwa dilindungi yang tinggal sedikit populasinya. Sejak Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica) dinyatakan punah pada tahun 1980-an, Si Tutul ini dinobatkan sebagai raja rimba atau pemegang puncak rantai makanan di ekosistem Gunung Ciremai, Jawa Barat.
Dilansir dari halaman resmi Taman Nasional Gunung Ciremai, keberadaan Macan Tutul ini sangat penting dalam ekosistem Gunung Ciremai.
"Hilangnya jenis ini tentu akan berpengaruh terhadap mangsanya. Kemudian satwa mangsa akan membludak jumlahnya, " ungkap Kepala Balai TNGC, Teguh Setiawan, dalam keterangannya.
Jika satwa mangsa (makanan) membludak, imbuhnya, maka akan mempertinggi konflik dengan manusia. Tapi berbeda kondisinya bila pemangsanya ada.
'Terus bagaimana bila pemangsanya mengalami kepunahan lokal?. Ya, tentu untuk pengelolaan spesiesnya kita perlu mentranslokasi pemangsa dengan jenis sama ke dalam kawasan yang dikelola tersebut, " katanya.
Jumlah populasi Macan Tutul di Gunung Ciremai, disebutkan, hanya sebanyak satu sampai empat ekor saja.
Sedangkan hasil analisa 23 kamera trap yang di pasang TNGC tahun 2019 bahwa babi hutan, kijang, dan monyet ekor panjang cukup melimpah jumlahnya.
Terpisah, petugas BKSDA Cirebon, Tata, mengomentari isu penampakan Macan Tutul yang disebut-sebut terlihat di daerah hutan dekat TPSA Ciniru, mengatakan, Macan Tutul cenderung tidak akan menyerang karena karakteristiknya bukanlah penyerang manusia.
"Karakteristik Macan Tutul tidak menyerang, bahkan justru akan takut jika melihat manusia. Tapi tetap kita harus waspada jika bertemu hewan ini, " ungkapnya.
Untuk menghalau Macan Tutul agar kembali ke habitatnya, manusia cukup membuat keramaian dengan membuat suara dari bunyi-bunyian.
Diambil dari Wikipedia, Macan tutul jawa (Panthera pardus melas) atau macan kumbang adalah salah satu subspesies dari macan tutul yang hanya ditemukan di hutan tropis, pegunungan dan kawasan konservasi Pulau Jawa, Indonesia.
Macan tutul ini memiliki dua variasi warna kulit yaitu berwarna terang (oranye) dan hitam (macan kumbang). Macan tutul jawa adalah satwa indentitas Provinsi Jawa Barat.
Dibandingkan dengan macan tutul lainnya, macan tutul jawa berukuran paling kecil, dan mempunyai indra penglihatan dan penciuman yang tajam. Subspesies ini pada umumnya memiliki bulu seperti warna sayap kumbang yang hitam mengilap, dengan bintik-bintik gelap berbentuk kembangan yang hanya terlihat di bawah cahaya terang. Bulu hitam macan kumbang sangat membantu dalam beradaptasi dengan habitat hutan yang lebat dan gelap. Macan kumbang betina serupa dan berukuran lebih kecil dari jantan.
Hewan ini soliter, kecuali pada musim berbiak. Macan tutul ini lebih aktif berburu mangsa di malam hari. Mangsanya yang terdiri dari aneka hewan lebih kecil biasanya diletakkan di atas pohon.
Macan tutul merupakan satu-satunya kucing besar yang masih tersisa di Pulau Jawa. Frekuensi tipe hitam (kumbang) relatif tinggi. Warna hitam ini terjadi akibat satu alel resesif yang dimiliki hewan ini.
(Nars, sumber:TNGC dan Wikipedia)