![]() |
Menteri Desa PDTT, Abdul Halim Iskandar |
KUNINGAN - Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar berkunjung ke Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Jum'at (01/10/2021). Dalam kunjungan tersebut Mendes PDTT membahas solusi dan strategi cepat untuk mengatasi masalah kemiskinan ekstrem.
Kabupaten Kuningan merupakan salah satu dari 5 kabupaten/kota di Jawa Barat yang disorot pemerintah pusat karena memiliki jumlah warga miskin ekstrem.
Menurut Menteri Abdul Halim, kemiskinan ekstrem itu ada di desa. Jika ingin menangani masalah kemiskinan secara serius maka harus ditangani dari level desa dulu.
"Kalau level desa maka datanya harus data mikro. Sehingga di situ jelas siapa, dimana, kondisi kemiskinannya kayak apa. Dan cara cepat pengentasannya seperti apa, " paparnya kepada KR usai peresmian Graha Ahmad Bagja, Desa Pajawan Kidul, Kecamatan Lebakwangi, Jum'at sore.
Ia menambahkan, ada 2 strategi penanganan kemiskinan ekstrem ini. Pertama adalah pengurangan belanja atau penurunan kewajiban belanja yang bisa dibantu oleh program pemerintah.
"Program tersebut misalnya subsidi listrik, BPJS, Kartu Indonesia Sehat, dan Kartu Indonesia Pintar. Itu semua harus didapatkan oleh warga kategori miskin ekstrem, " tandas Abdul Halim.
Dengan bantuan program tersebut, masyarakat miskin tidak perlu lagi keluar uang untuk berobat, menyekolahkan anak, bayar listrik pun dapat subsidi. Dengan demikian, pengeluaran masyarakat miskin ini akan menurun.
"Strategi kedua adalah meningkatkan pendapatan. Di antaranya bisa dengan penyaluran BLT Dana Desa, Bantuan Sosial Tunai Desa, PKH, BPNT, dan berbagai program padat karya kepada masyarakat miskin ekstrem yang diprioritaskan, " sebutnya.
Semuanya itu, kata pria yang sering disapa Gus Menteri ini, akan meningkatkan pendapatan masyarakat miskin.
Jika kedua strategi ini diterapkan, maka income masyarakat akan tinggi. Ukuran (batas kemiskinan) ini adalah 1,99 US Dolar atau setara Rp 12 ribu/hari/jiwa.
"Tinggal dikalikan saja, berarti total income masyarakat pada batas kemiskinan ini adalah sekira Rp 360 ribu per bulan per jiwa, " terangnya.
Masih kata Gus Menteri, belum lagi jika warga miskin ini mendapat bantuan gotong royong dari warga lainnya untuk asupan kalori dan peningkatan gizi anak harian.
"Semua itu bisa diselesaikan di tingkat desa. Karena desa bisa, " tandasnya lagi.
Semua program dari Kemendes PDTT di Kabupaten Kuningan, terangnya, pihaknya mendapat laporan sudah terserap 80 persen. Tinggal dari Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan untuk memenuhi 20 persennya lagi.
"Perlu digarisbawahi, pemilik data lengkap soal warga miskin ekstrem ini adalah Pak Kuwu (Kades). By name-by address semua datanya ada di Pak Kuwu, " sebutnya.
Kehadiran Mendes PDTT di Kabupaten Kuningan ini adalah untuk menghadiri dua agenda, yakni memberikan pemaparan di Pendopo Pemkab Kuningan dan meresmikan gedung Graha Ahmad Bagja di Desa Pajawan Kidul, Kecamatan Lebakwangi, bersama Anggota DPR RI dari Fraksi PKB, Yanuar Prihatin. (Nars)