![]() |
Ketua Kwarcab Pramuka Kuningan, Rana Suparman saat meninjau fasilitas ruang belajar di SDN 1 Ciloa |
KUNINGAN - Terganggunya proses belajar mengajar di sekolah akibat kondisi Pandemi COVID-19, disebut jadi salah satu penyebab menurunnya kualitas fisik bangunan ruang belajar di beberapa sekolah di Kabupaten Kuningan.
Hal itu diungkapkan Ketua Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kabupaten Kuningan, Rana Suparman, saat mengunjungi 3 sekolah di Kecamatan Kramatmulya, Kabupaten Kuningan, Senin (04/10/2021).
"Selama hampir 2 tahun ini, para siswa tidak belajar di ruang kelas akibat adanya pandemi. Maka ruang kelas itu nyaris tidak berfungsi, akibatnya banyak ruang kelas dan fasilitas lain seperti mebelair rusak, " terang Rana Suparman saat meninjau Ekstrakurikuler Pramuka di SMPN 1 Kramatmulya, Senin siang.
Kunjungannya ke beberapa sekolah itu adalah selain membangkitkan kembali Eskul Pramuka, juga melihat dari dekat kondisi sarana dan prasarana belajar yang lama tidak dipakai KBM.
"Kebetulan Ekstrakurikuler Pramuka kan banyak dilakukan di dalam kampus sekolah maka kita juga lihat sarana dan prasarananya juga, " kata Rana.
Saat pihaknya ingin membangkitkan lagi semangat belajar para siswa inilah, timbul masalah yakni sarana prasarana yang rusak akibat lama tidak ditempati.
"Seperti di SMPN Kramatmulya ini, ada satu Ruang Belajar yang atapnya hampir ambruk, di SDN Cilowa sama, selain atap yang bocor ada yang dindingnya mengelupas dan banyak bangku yang lapuk tidak layak digunakan, " paparnya.
Karena kondisi tersebut, pihaknya mengaku akan berbicara dengan pemerintah daerah agar memiliki frekuensi pemikiran sama terkait efek latensi dari Pandemi COVID-19 terhadap kegiatan belajar mengajar siswa di sekolah.
"Kita akan bicarakan bagaimana mengatasi kondisi kerusakan sarpras di sekolah-sekolah ini dengan pemerintah, " tandasnya.
Sementara, Kepala SMPN 1 Kramatmulya, Samud, membenarkan bahwa kondisi ruang belajar dan meubelair di sekolahnya banyak yang rusak akibat lama tak digunakan untuk KBM.
![]() |
Atap Ruangan Belajar di SMPN 1 Kramatmulya yang melengkung |
Bahkan satu ruangan terpaksa tidak difungsikan karena kondisinya sangat parah di bagian atap. Jika digunakan, khawatir akan ambruk saat ada orang di bawahnya.
"Untuk belajar Tatap Muka Terbatas, kita gunakan metode ganjil genap yang dirotasi setiap pekan. Satu ruangan terpaksa tidak dipakai karena rusak dan KBM dipindahkan ke ruangan musholla, " terangnya.
Hal senada diungkapkan Kepala SDN 1 Ciloa, Sri Ratnawati yang menunjukkan banyaknya kerusakan fisik pada bangunan ruang belajar siswa saat dikunjungi rombongan Kwarcab Pramuka Kuningan.
"Ini bangunan lama yang memang butuh perbaikan, kita sudah berupaya semaksimal mungkin agar bisa digunakan kembali saat PTMT dilakukan. Namun ya itulah, kerusakannya terlalu banyak, sehingga masih butuh perbaikan yang serius, " ungkapnya.
Terpantau, di salah satu bangunan ruangan kelas di SMPN 1 Kramatmulya memang sangat rusak di bagian atapnya. Dari penampakan luar saja bagian atap terlihat melengkung dan di bagian dalam kelas banyak material kotor seperti serpihan kayu.
Sama juga terjadi di SDN 1 Ciloa, beberapa plafon nampak bolong dan bagian atap yang lapuk. Selain itu di bagian tembok beberapa ruangan nampak mengelupas hingga terlihat batu bata nya. (Nars)