![]() |
Penampakan satu lokasi trotoar di seputar Kuningan Kota |
KUNINGAN - Memperingati World Cleanup Day (Hari Bersih-Bersih Sedunia) tahun 2021, ternyata di Kabupaten Kuningan masih banyak warga khususnya di perkotaan yang lupa (baca: tidak pernah) memilah sampah saat dibuang. Jangankan dipilah, untuk buang sampah pada tempatnya pun masih banyak yang enggan.
Terpantau di beberapa trotoar di jalan protokol Kabupaten Kuningan, jika pagi hari masih banyak sampah berserakan yang tidak dibuang dengan rapih.
"Jangankan dipilah, untuk buang sampahnya saja asal-asalan. Padahal sudah ada tempat sampah di lokasi ini, tapi mereka asal lempar saja, " ucap salah seorang pemungut rongsokan, Wati, saat ditemui di sebuah lokasi tempat sampah di Jalan Salawati, Kuningan, Sabtu (18/09) pagi.
Karena kondisi sampah yang dibuang warga sangat berantakan, maka Wati sering ikut merapihkannya sembari memilah sampah yang bisa dijual olehnya ke pengepul rongsokan.
"Ya Saya juga cari uangnya dari sampah maka sudah sewajarnya saya bantu merapikan, sambil memilah mana yang bisa dimanfaatkan untuk didaur ulang lagi, " imbuhnya.
Terpisah, salah seorang aktivis pegiat lingkungan, Daeng Ali, saat diminta tanggapan soal perilaku masyarakat dalam membuang sampah ini menyebutkan bahwa penyadaran bagi warga untuk rapih membuang sampah sangat perlu.
"Kita lihat di TPSA Ciniru, gunungan sampah yang kebanyakan dari limbah rumah tangga sudah penuh, apakah akan terus begini perilaku masyarakat? Memang seharusnya sampah itu dikurangi, dengan cara meminimalisir penggunaan plastik baik dalam bentuk kemasan maupun bungkus apapun, karena plastik itu lama terurainya di alam, " papar Ali.
Sampah dari rumah tangga juga, imbuhnya, sebaiknya tidak dibuang dulu, tapi dipilah dulu oleh penghuni rumahnya. Agar saat dibuang ke TPSA bisa lebih sedikit.
"Kita pilah dulu, yang organik dan non organik, yang plastik dan non plastik, logam non logam, kaca dan lainnya. Agar memudahkan saat dibuang dan bahkan kalau ada yang masih bisa didaur ulang, kita bisa manfaatkan lagi, " katanya.
Pihaknya juga meminta masyarakat untuk segera sadar untuk mengurangi sampah plastik sedari sekarang.
"Usahakan kalau belanja atau membeli kebutuhan rumah tangga kurangi yang berbahan plastik. Ya minimal tas belanjaannya bawa dari rumah, " ujarnya.
Ia juga mendesak agar pemerintah daerah bisa segera membuat kebijakan pengurangan penggunaan plastik di masyarakat.
"Ini sangat mendesak sekali, pemerintah harus segera buat peraturan pengurangan penggunaan plastik di masyarakat. Minimal untuk kemasan makanan dan tas bawaan belanjaan dari warung, pasar atau dari toko modern, sudah tidak jamannya lagi menghasilkan sampah plastik, " tandasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kabupaten Kuningan, Wawan Setiawan, mengakui bahwa perilaku masyarakat untuk membuang sampah dengan tertib masih kurang.
"Khususnya di perkotaan, kami juga sering mendapatkan keluhan dari petugas pengumpul sampah tentang semrawutnya sampah yang dibuang di sekitar tempat sampah sementara yang ada di beberapa trotoar jalan, " jelasnya.
Jika masyarakat tertib saat membuang sampah, katanya, akan memudahkan petugas saat mengumpulkan dan membuangnya di TPSA.
"Apalagi jika sampah sudah dipilah dari rumah, itu lebih baik lagi. Jadi bisa disusun sesuai jenisnya saat ditempatkan di TPSA, " ungkap Wawan.
Soal regulasi pengurangan sampah plastik, Ia mengatakan saat ini Dinas LH Kuningan juga tengah menggencarkan program Pilah Sampah Jadi Rupiah. Bahkan sudah bekerjasama dengan berbagai pihak agar sampah apapun jenisnya ini bisa dimanfaatkan kembali jadi sesuatu yang berguna dan bisa bernilai ekonomi. (Nars)