![]() |
Warga Desa Kawungsari mengangkut perabotan rumah mereka untuk pindah ke luar desa |
KUNINGAN - Satu dari enam desa yang akan ditenggelamkan seiring pembangunan Bendungan Kuningan, di Kabupaten Kuningan Jawa Barat, adalah Desa Kawungsari. Desa ini merupakan desa yang seluruh wilayahnya terkena dampak pembangunan waduk yang merupakan proyek strategis nasional ini.
Dari penelusuran Kuninganreligi.com di Desa Kawungsari, Jum'at (11/06/2021), nampak sebagian bangunan rumah di Desa Kawungsari sudah rata dengan tanah. Bongkahan-bongkahan bahan bangunan dan sisa kayu bekas, nampak menumpuk di pinggiran jalan desa.
![]() |
Kades Kawungsari, Kusto |
Sebagian warga nampak sibuk mengepak barang-barang perabotan rumah untuk diangkut menggunakan kendaraan bak terbuka. Mereka akan pindah ke lokasi baru di luar desa.
Kepala Desa Kawungsari, Kusto, saat ditemui di rumahnya membenarkan bahwa sebagian warga desanya sudah ada yang pindah ke luar Desa.
"Ya sekira 30 persen warga memang sudah pindah, ada yang menempati rumah baru yang dibeli mereka, ada pula yang mengontrak dulu di sekitar tempat relokasi baru, sambil menunggu peresmian dihuninya rumah khusus bagi relokasi warga, " terangnya.
PMB UNIVERSITAS KUNINGAN KLIK DI SINI
PMB Uniku |
Sebenarnya, warga sudah banyak yang berkemas sejak dua pekan ke belakang. Hal ini menyusul adanya informasi bahwa tanggal 21 Juni nanti, akan ada penutupan bangunan bendungan oleh pihak Kementerian PUPR RI.
"Kemarin ada informasi begitu, jadi nanti tanggal 21 desa ini harus sudah dikosongkan. Ya sebagian ada yang hanya memindahkan barangnya dulu, untuk diamankan, " ucapnya.
Terkait fisik bangunan bendungan, imbuh Kusto, saat ini sudah 100 persen selesai.
PMB FAHUTAN UNIKU KLIK DI SINI
![]() |
Kampus Fahutan Uniku |
Sementara untuk perumahan khusus relokasi warga, saat ini kata Kusto, baru sekira 80 persen pengerjaannya.
"Ya hanya tinggal pengadaan sarana air, jalan dan listrik saja. Sebagian besar sudah selesai, " sebutnya.
Menyinggung soal ganti untung bagi warga desanya yang terdampak pembangunan bendungan, Kusto, menyatakan hingga saat ini masih ada 14 bidang lahan milik warga yang belum mendapatkan ganti untung.
"Kalau dari pemerintah sih katanya secepatnya, maksimal akhir bulan ini semuanya sudah beres mendapatkan ganti untung, " pungkasnya.
Terpisah, warga setempat, Karsih, saat ditemui, membenarkan bahwa dirinya belum mendapatkan ganti untung dari pembangunan Waduk Cileuweung ini.
"Ya kita mah sabar aja menunggu, tapi kalau surat-surat administrasinya sih sudah beres semua, " ujar ibu dua anak ini.
Ia pun mengatakan belum mau pindah ke luar desa sebelum ada kejelasan pembayaran uang ganti untung dari pemerintah.
"Ya nanti juga katanya akan ada pindah bareng. Saya mah nunggu saja, " katanya. (Nars)