KUNINGAN - Informasi terkait salah seorang Anggota Legislatif yang mendapatkan hasil "reaktif samar" saat ikut rapid test yang digelar di Gedung DPRD, pada Kamis (09/07) kemarin, langsung ditanggapi anggota legislatif yang bersangkutan.
Rosalina Devianti, Anggota DPRD dari Dapil 2 Kuningan itu, kepada media memang mengakui, saat dirinya dirapid test Kamis kemarin, mendapatkan hasil reaktif namun tidak jelas alias samar.
"Hasilnya memang reaktif tapi samar, makanya saat itu juga Saya konsul ke petugas yang meriksa, dan disuruh rapid lagi, " jelasnya.
Karena dirinya akan mengikuti Bimtek di Bandung, maka dirinya menghubungi Puskesmas di daerahnya, agar segera mendapat test rapid ulang. Namun lagi-lagi pihak Puskesmas menyuruhnya menunggu, karena untuk ikut rapid di sana masih belum bisa dilakukan.
"Itu (untuk bisa ikut rapid test di puskesmas-red)) terlalu lama, maka untuk meyakinkan kondisi kesehatan, Saya berinisiatif sendiri pergi ke RS di Cirebon untuk rapid ulang dan hasilnya setelah menunggu dua jam, ternyata non reaktif, " ujarnya.
Dengan hasil test rapid kedua kalinya itu, dirinya mempertanyakan sejauhmana keakuratan alat rapid test yang dipakai oleh Tim Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan yang dipakai saat melakukan test rapid di gedung tempat dirinya bekerja.
"Apalagi pemberitaan di media massa yang meski tidak menyebut nama, namun kenapa sempat tersiar nama Saya yang mendapat hasil reaktif samar itu. Ini kan akhirnya menimbulkan keresahan bagi orang-orang yang sempat kontak sengan saya, " paparnya.
Terkait test rapid, Devi, sapaannya, yang juga memiliki background pendidikan kesehatan itu, mengaku sempat berstatement di media massa bahwa yang namanya hasil rapid test itu bukan menentukan positif tidaknya seseorang terpapar Covid-19.
"Itu kan hanya untuk melihat tingkat imunitas seseorang saja. Untuk positif tidaknya (Covid-19-red) harus melalui test swab, " katanya.
Dirinya juga menyayangkan langkah Dinas Kesehatan Kuningan yang dianggapnya tidak tegas dalam penanganan hasil test baik rapid maupun swab.
" Ketika Saya mendapat hasil rapid reaktif, padahal samar, Saya disuruh isolasi mandiri. Tapi kenapa yang telah swab positif malah bisa dipulangkan dengan hasil swab keduanya tidak diumumkan, " ungkapnya.
Ia menggarisbawahi bahwa Dinas Kesehatan Kuningan tidak cepat tanggap dalam merespon informasi yang beredar di masyarakat, dan langkah apa yang akan dilakukan paska test tersebut.
Pasalnya, ketika Ia mengatakan akan melakukan rapid ulang kepada Kadinkes Kuningan, informasi terkait adanya anggota dewan yang reaktif hasil rapid tidak segera ditanggapi.
"Jika saya benar reaktif kan pasti petugas juga memberitahu ke Kadinkes. Lalu ada penanganan atau jika memang hasilnya samar ada test rapid ulang. Ini mah malah menyuruh swab terus, padahal Saya kan sudah diswab beberapa waktu lalu, dan hasilnya juga belum keluar, " ketusnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kuningan, Susi Lusiyanti, saat dikonfirmasi terkait keluhan anggota DPRD ini, memilih untuk tidak berkomentar pada media. "No Comment, " ujarnya singkat melalui sambungan seluler. (Nars)
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kuningan, Susi Lusiyanti, saat dikonfirmasi terkait keluhan anggota DPRD ini, memilih untuk tidak berkomentar pada media. "No Comment, " ujarnya singkat melalui sambungan seluler. (Nars)