KUNINGAN - Heboh tuduhan dugaan takaran bantuan sosial beras yang berkurang, terjawab sudah. Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Kuningan, Hj Ika Rahmatika Acep Purnama, memberikan jawaban saat ditanya kuninganreligi.com, di Pendopo Pemkab Kuningan, Selasa (12/05) sore.
Didampingi pengurus TP PKK Kuningan lainnya, Hj Iis, dirinya menolak jika disebutkan bantuan berupa beras, saat diterima warga Lingkungan Sukarame, Kelurahan Cipari, berkurang takarannya dari 4 kilogram menjadi 2,5 kilogram.
"Bukan berkurang takarannya, tapi memang ada kesalahan dari pihak kami saat memberikan blangko isian penerima bantuan. Takaran beras yang kami salurkan memang dari awalnya sebanyak 2,5 kg bukan 4 kg, " jelas Ika.
Sementara, dalam blangko yang diberikan untuk diisi data penerima bantuan, saat dibawa koordinator penyaluran, Saudara Atang, belum dirubah tulisan volume beras yang diberikan.
"Karena terburu-buru, dalam blangko fotokopian itu belum dirubah tulisan volume berasnya. Seharusnya dirubah dulu jadi 2,5 kg, karena memang yang diberikan dari sininya sudah segitu beratnya, " kata istri Bupati Acep Purnama ini.
Pernyataan Ika tersebut dikuatkan pengurus PKK lainnya, Iis. Ia menjelaskan bahwa karena begitu banyaknya permohonan, maka bantuan tersebut takarannya dirubah jadi 2,5 kg agar semua pemohon bisa terbagi.
"Saat ini saja masih ada sejumlah 1500 pemohon bantuan sembako yang datang ke Kantor TP PKK Kabupaten Kuningan, yang belum terbagi bantuan, " kata Iis.
Maka, agar semua pemohon bantuan bisa terbagi, pihaknya merubah volume beras yang dipaketkan jadi 2,5 kg.
Video Klarifikasinya bisa dilihat di bawah ini:
Video Klarifikasinya bisa dilihat di bawah ini:
Iis menyebutkan, sumber bantuan yang disalurkan TP PKK Kuningan, tidak berasal dari APBD atau kefinasan, melainkan berasal dari banyak donatur dan sumbangan pribadi-pribadi lainnya yang ingin bantuan itu disalurkan melalui lembaganya.
"Kami memang banyak menerima sumbangan dari berbagai pihak yang ingin disalurkan bantuannya melalui kami. Dan ternyata, data pemohon bantuan pun lebih banyak. Bahkan untuk fotokopi blangko isian data penerima bantuan pun sampai habis Rp 1 juta, " paparnya.
Adanya blangko isian data penerima bantuan tersebut, diterangkannya, sangat penting, agar bisa terlihat batuan tersebut sampai kepada mereka yang benar-benar berhak menerimanya.
"Kan supaya jelas siapa penerima bantuan tersebut sesuai data yang diisi. Salahnya, kemarin, saat Pa Atang membawa blangko itu, belum dirubah daftar jenis bantuannya. Di situ masih tertulis beras seberat 4 kg, padahal Pa Atang memang membawa paket bantuan yang berasnya 2,5 kg dari kami, " gamblangnya.
Pihaknya mengaku selalu siap, jika ada warga ataupun pihak lain yang membutuhkan keterangan terkait permasalahan ini.
"Mangga silakan yang butuh keterangan saya siap berbicara, bahkan di hadapan warga yang keberatan karena adanya mis komunikasi penyaluran bantuan ini, kami selalu siap, " tandasnya.
Sebelumnya, diberitakan, salah seorang warga Lingkungan Sukarame, Kelurahan Cipari, mendatangi Polsek Cigugur, untuk melaporkan dugaan pengurangan takaran bantuan berupa beras yang diterima kerabatnya.
Dede, warga tersebut, menimbang beras yang diterima saudaranya, ternyata volumenya tidak sesuai dengan apa yang tertera pada daftar jenis bantuan di kertas yang ada.
"Pada daftar tersebut tertulis bantuan beras 4 kg, namun saat ditakar kembali hanya ada 2,5 kg, " ungkapnya.
Dirinya mendatangi Polsek Cigugur, hanya ingin mengikuti anjuran pemerintah, bahwa saat menerima bantuan yang tidak sesuai datanya, bisa melaporkan hal tersebut pada pihak berwenang.
Hingga saat ini, kuninganreligi.com belum mendapat keterangan dari pihak kepolisian, apakah pelaporan tersebut berlanjut ataukah tidak.
Karena pada saat warga yang bersangkutan melapor, berhubung Kapolsek Cigugur tidak ada ditempat, laporan itu belum bisa ditindaklanjuti.
"Karena Pak Kapolsek sedang tidak ada, laporan kita tampung dulu, besok akan dilanjut, " kata Yudi, Anggota Polsek Cigugur, kemarin malam. (Nars)