KUNINGAN - Rencana revitalisasi obyek wisata Waduk Darma oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat sepertinya bakal tersandung permasalahan baru, selain adanya "penolakan" dari beberapa komponen warga desa di sekitar waduk yang disuarakan ke DPRD Kuningan beberapa waktu lalu.
Permasalahan tersebut adalah terkait tidak adanya pengelolaan sampah yang baik di desa-desa penyangga Waduk Darma. Akibatnya, debit air yang mengalir dari sungai-sungai ke waduk darma semakin kecil karena banyaknya pendangkalan sungai yang bermula dari tumpukan sampah.
Hal itu terungkap saat 12 kepala desa dan perangkat desa penyangga Waduk Darma berkumpul dan berkeluh kesah di hadapan Tim Gema Jabar Hejo (GJH) yang sedang melaksanakan pendataan masalah lingkungan di daerah sekitar Waduk Darma, Senin (12/02/2019).
Kepala Desa Jagara, Nana Sutiana, mengatakan permasalahan yang saat ini urgen di desa-desa penyangga Waduk Darma adalah pengolahan sampah. Setiap tahunnya mereka harus membiaya 80 truk sampah yang harus dibuang menuju ke TPA.
"Sebagai gerbang pembuka Wisata Darma, saya kira akan malu bila terlihat sampah di mana-mana. Ini karena tata kelola sampah yang tidak pas dan kurangnya truk pengangkut sampah yang melayani," ungkap Nana.
Ditambahkannya, desa sekitar Waduk Darma hanya diberikan satu armada truk yang datang untuk mengangkut sampah per tiga hari dalam seminggu. Bahkan, jika armada truk sampah itu telat datang, dalam sehari saja sampah sudah menggunung.
Keluhan Nana, diamini oleh para kades dan perangkat desa yang hadir dalam silaturahmi tersebut. Mereka adalah Kades Cipasung, Nanang, Kades Cikupa, Asep Suharnan, Kades Parung, Os Malik, Sekdes Darma, Amin Supriadi, Kades Paninggaran, Iwan Ridwan, Pjs Kades Sakerta Timur, Kurniadi, Kasi Ekbang Kawahmanuk, Adi, Pjs Kades Paninggaran, Iman, Kades Sakerta Barat, H Ridwan, dan perwakilan dari Desa Karangsari serta Sukarasa.
Secara lebih detail, mereka satu per satu mengeluhkan terkait tidak adanya lokasi Tempat Pembuangan Sampah Akhir, persoalan pendangkalan Waduk Darma, debit air yang menyusut dan tata kelola bangunan yang berada di pinggiran Waduk Darma, juga kurangnya kepedulian terhadap sampah.
Para aparat desa itu berharap dengan kehadiran GJH bisa melakukan suatu upaya rehabilitasi bagi lingkungan hidup yang saat ini mengalami degradasi dan menyampaikan keluhan masyarakat desa penyangga kepada pemerintah provinsi.
Sementara, Ketua Gema Jabar Hejo DPD Kuningan, Daeng Ali mengatakan, kunjungan tersebut merupakan tahap kedua setelah survey awal yang dilakukan timnya terkait debit air dari desa penyangga yang menyusut juga sampah di pinggiran Waduk Darma.
"Dalam waktu dekat kami akan melakukan revitalisasi mata air dan reboisasi karena melihat kondisi area sekitar daerah penyangga yang membuat hati kami tergugah," ujar Ali.
Di tempat yang sama, Dewan Pembina GJH Kuningan, Heni Susilawati mengatakan, dari pertemuan yang sangat baik itu, akhirnya terungkap apa masalah dan kebutuhan kegiatan pembangunan di desa-desa yang ada di Kecamatan Darma.
"Silaturahmi tadi bisa mengenali masalah dan kebutuhan kegiatan pembangunan di desa-desa Kecamatan Darma dan beberapa saran masukan semestinya jadi perhatian pemerintah dan unsur pihak terkait dalam edukasi dan tata kelola sampah, serta perbaikan kualitas mata air dengan strategi reboisasi, " terangnya.(Nars)