KUNINGAN - Sejumlah mahasiswa IMM yang merupakan gabungan dari tiga kampus yang ada di Kuningan menggelar aksi terkait meninggalnya mahasiswa perikanan Universitas Halu Oleo (UHO), Randi, yang juga aktivis IMM.
Ratusan massa aksi tiba di depan Mapolres Kuningan, Jl RE Martadinata, Kabupaten Kuningan, Jum'at (27/9/2019) sekira pukul 14:15 WIB. Mereka menyerukan tuntutan agar Kapolri bisa segera mengusut tuntas siapa pelaku penembakan yang telah menghilangkan nyawa rekan mereka.
"Kami juga menuntut agar kepolisian merevisi SOP pengamanan unjuk rasa oleh kepolisian dengan tidak membawa senjata ataupun alat yang bisa menyakiti para peserta unras," ujar M Agung Sutrisno, Korlap Aksi yang juga Ketua PC Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kuningan kepada KR.
Pihaknya mengatakan, unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa saat ini adalah bentuk kepedulian rakyat terhadap bangsanya yang dilindungi undang-undang. Jadi, saat mengamankan aksi unjuk rasa, kepolisian, ujarnya, jangan serta merta bertindak represif.
"Dimana semboyan kepolisian yang melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat yang dimilikinya?," sindir Agung.
Terpisah, Kabag Sumda Polres Kuningan, Kompol Dodo Nurwenda yang menemui para mahasiswa menyampaikan pihaknya berjanji akan terus berupaya memberikan pelayanan sebagaimana semboyan yang dimiliki Polri tersebut dengan baik.
"Terima kasih rekan-rekan mahasiswa telah melakukan aksi dengan tertib dan aman. Tulang punggung negara adalah pemuda dan mahasiswa. Jangan pernah menjauhi polisi, karena polisi juga milik masyarakat. Jika ada hal perbedaan pendapat, mari selesaikan dengan cara musyawarah, " paparnya di depan massa.
Setelah berorasi selama 2 jam, para pengunjuk rasa melakukan tabur bunga dan shalat ghaib untuk mendoakan Almarhum Randi. Mereka diperbolehkan masuk ke area halaman Mapolres untuk melaksanakan Sholat Ashar di Masjid Al Aman dan setelahnya membubakan diri dengan tertib.
(Nars)
