![]() |
Sungai Cilimus Desa Jamberama yang sempat meluap pada peristiwa banjir bandang Sabtu (25/03) lalu |
KUNINGAN - Perum Perhutani KPH Kuningan menyanggah jika peristiwa banjir bandang yang terjadi di Desa Jamberama Kecamatan Selajambe pada Sabtu (25/03) lalu salah satunya disebabkan karena ada penebangan pohon di bagian hulu sungai yang notabene ada lahan milik Perhutani.
Humas Perum Perhutani KPH Kuningan, Dadi, saat dikonfirmasi menyebutkan, pada lahan milik Perhutani tersebut tidak sedang ada kegiatan penebangan.
"Tahun ini tidak ada kegiatan penebangan di sana, mungkin hanya urugan atau longsoran kecil akibat curah hujan tinggi, " terangnya saat dikonfirmasi Selasa (28/03) kemarin.
Pihak Perhutani KPH Kuningan tidak menyanggah, memang ada beberapa pohon Pinus yang terbawa arus Sungai Cilimus saat meluap pada peristiwa banjir bandang tersebut.
Namun, diakuinya, jenis tanaman Pinus ini ada juga di lahan milik masyarakat.
" Petugas kami (saat ke lokasi) melihat ada juga kayu jenis rawa yang menutupi aliran sungai, bukan melulu jenis Pinus," ujarnya.
Di musim penghujan ini, imbuhnya, mana mungkin Perhutani melakukan penebangan. Bahkan sebaliknya, kegiatan di musim penghujan ini, baik untuk kegiatan penanaman.
Sebelumnya diberitakan, peristiwa banjir bandang terjadi akibat luapan Sungai Cilimus di Desa Jamberama Kecamatan Selajambe Kabupaten Kuningan pada Sabtu (25/03) lalu.
Sedikitnya, 12 rumah di Dusun Cilimus Desa Jamberama ini terendam air dan lumpur dari luapan sungai.
Kepala Desa Jamberama, Suryaka, saat dikonfirmasi menyebutkan, banjir bandang disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan terjadi sumbatan arus sungai oleh material batang pohon.
Sehari setelah peristiwa banjir bandang ini, Bupati Kuningan, Acep Purnama melakukan monitoring dan menghimbau agar masyarakat tidak membuat bangunan di bantaran sungai.
"Juga jangan ada penebangan dulu di hulu sungai, baiknya saat ini penanaman dulu," ujar Acep saat dikonfirmasi di lokasi. (Nars)