Anggota Fraksi Gerindra-Persatuan DPRD Jawa Barat, Hj Tina Wiryawati, SH. |
KUNINGAN - Politisi Partai Gerindra Jawa Barat yang juga anak buah Prabowo Subianto, Tina Wiryawati, menyindir bahwa jika ada anggota DPR RI yang memberikan kritik dengan mempermasalahkan penggunaan Bahasa Sunda dalam rapat, maka mereka belum faham betul nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Dasar Negara Indonesia, Pancasila.
Hal itu dikatakannya saat dimintai tanggapan seputar kasus marahnya Masyarakat Sunda atas pernyataan Anggota DPR RI, Arteria Dahlan, yang mempermasalahkan penggunaan Bahasa Sunda oleh seorang Kajati dalam rapat.
"Ya, pemahaman nilai-nilai luhur Pancasila ini belum sampai difahami oleh semua pihak, bahkan seorang pejabat legislatif pusat saja masih ada yang mencederai kebhinekaan. Makanya upaya sosialisasi empat pilar kebangsaan yang sedang digaungkan saat ini sangat perlu terus dilakukan, " ujar Tina usai memberikan Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Aula Desa Singkup, Kecamatan Japara, Kabupaten Kuningan, Jum'at (21/1).
Kegiatan sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan ini dihadiri juga oleh Ketua DPC Gerindra Kuningan, Dede Ismail dan Kepala Desa setempat.
Berita terkait:
Ia menyayangkan, di tengah banyaknya kegiatan sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan yang disampaikan oleh para anggota legislatif ke masyarakat, malah ada anggota legislatifnya sendiri belum faham nilai-nilai Pancasila.
"Semoga ke depannya, dengan gencarnya kegiatan sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan ini, hal-hal tersebut tidak terulang kembali. Karena anak muda ini perlu diberikan pemahaman (tentang nilai-nilai luhur Pancasila), " tandasnya.
Lebih lanjut, Tina, yang juga anggota Komisi I DPRD Provinsi Jawa Barat ini, menjelaskan, sosialisasi tentang nilai-nilai yang terkandung dalam dasar negara ini tak cukup sampai pada agar difahami saja. Melainkan, harus sampai pada praktik konkret, diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat.
"Tak usah yang jauh-jauh, dari hal kecil saja, seperti mengelola sampah. Bagaimana masyarakat disiplin tidak membuangnya sembarangan. Ini juga bagian dari nilai-nilai Pancasila, " katanya.
Baca juga: Bupati "Lirik" Gerakan TWCPL Inisiasi Kuningan Bebas Sampah dari Desa
Tidak membuang sampah sembarangan, bahkan kalau bisa mengelola sampah ini jadi hal yang berguna bagi kehidupan, menurutnya adalah satu bentuk dari keimanan manusia.
"Bagi seorang Muslim, kebersihan itu kan adalah sebagian dari Iman. Nah, keimanan ini terkandung dalam nilai-nilai Pancasila Sila ke-1, Ketuhanan Yang Maha Esa, " sebutnya.
Klik pada gambar untuk baca berita terkait:
Makanya, dengan sosialisasi 4 pilar kebangsaan yang dilakukannya ini, Ia mengajak masyarakat untuk disiplin mengelola sampah. Dengan mengelola sampah secara bijak, lingkungan juga akan bersih dan terbebas dari penyakit yang ditimbulkan dari sampah.
"Program saya saat ini sedang menggencarkan desa-desa di Kabupaten Kuningan bagaimana mengolah sampah secara bijak menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan. Seperti menjadikan sampah organik sebagai pakan Maggot BSF dan pemanfaatan bekas minyak goreng rumah tangga menjadi sabun cuci, " paparnya.
Dalam tiga pekan terakhir, upaya Tina Wiryawati menginisiasi Program Kuningan Bebas Sampah diklaimnya telah menunjukkan hasil yang menggembirakan.
"Sudah ada lebih dari 30 Kepala Desa bersama BUMDes-nya yang berkomitmen untuk menuntaskan masalah sampah di desanya melalui program yang kami sampaikan, " pungkasnya. (Nars)