KUNINGAN - Berbeda dengan di Pendopo Kuningan, aksi unjuk rasa Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kuningan di DPRD Kuningan berqkhir dengan audiensi. Belasan mahasiswa berseragam biru dan putih ini diterima di Ruang Banggar DORD Kuningan langsung oleh Wakil Ketua DPRD Kuningan, Kokom Komariyah yang didampingi Ketua Komisi IV, Tresnadi bersama dua anggota komisinya.
Dalam audiensi terlihat sejumlah pejabat lingkup Pemkab Kuningan, di antaranya Sekda Dian Rachmat Yanuar, Kadinsos, Dudi Budiana, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kabupaten Kuningan, Dadi Hariadi, perwakilan Dinas Kesehatan, Deny Mustofa dan perwakilan dari Polres Kuningan.
Dalam audiensi, Kepala Dinas Sosial Kuningan Dudi Budiana, mengapresiasi atas kepedulian para mahasiswa dari KAMMI yang mencermati fenomena tingginya kasus bunuh diri di Kabupaten Kuningan dan berupaya mempertanyakan pada pemerintah terkait upaya penanggulangannya.
"Kita akui bahwa angka bunuh diri ini memang begitu kenyataannya, namun jika dilihat faktor penyebabnya, kita tidak bisa menyimpulkan terhadap satu aspek, karena faktor penyebab seseorang melakukan bunuh diri itu tidak tunggal," kata Dudi.
PMB UNIVERSITAS KUNINGAN KLIK DI SINI
PMB Uniku |
Ia memaparkan ada banyak faktor yang saling berkaitan sehingga seseorang bisa mengambil sikap mengakhiri hidupnya secara nekat dengan bunuh diri.
"Iya, faktornya seperti faktor latar belakang ekonomi, penyakit, depresi, putus asa, konflik dengan teman, antar keluarga atau di dalam keluarganya, pergaulan yang dikucilkan, minder, perundungan, bahkan hingga masalah asmara," rincinya.
PMB FAHUTAN UNIKU KLIK DI SINI
![]() |
Kampus Fahutan Uniku |
Sehingga, kata dia, untuk meminimalisasi tingginya angka kasus bunuh diri ini butuh keterlibatan banyak pihak, termasuk keluarga dan masyarakat di sekitarnya.
"Kita juga jelas prihatin terhadap banyaknya kasus bunuh diri ini dan ini memang jadi PR kita agar bisa meminimalisasinya. Di dinas kami memang ada bagian yang memberikan pelayanan kepada masyarakat, jika ada warga yang memiliki masalah kelainan mental dan kejiwaan, ada yang tidak bisa berobat dan lain sebagainya. Ada baiknya jika masyarakat sekitar yang mengetahuinya segera memberitahu pada kita untuk dicarikan solusinya bersama," bebernya.
Untuk masyarakat yang tidak ada biaya berobat, pihaknya bisa memberikan fasilitasi agar memiliki jamkesda, bpjs kesehatan dan bahkan bisa membuat surat keterangan miskin / tidak mampu agar bisa berobat secara gratis.
"Sekali lagi, kita juga prihatin, mari bersama-sama tingkatkan kepedulian, jangan sampai kasus bunuh diri ini terjadi lagi. komunikasi dan interaksi di kalangan masyarakat juga agar bisa ditingkatkan jangan sampai tidak peduli pada warga di sekitarnya," tandas Dudi.
Sebelumnya, belasan mahasiswa dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kuningan ini menggelar aksi unjuk rasa di depan Pendopo Pemkab Kuningan, Selasa (08/06/2021).
Baca juga:
Mereka menggelar orasi di depan pagar pintu masuk lingkungan perkantoran Setda Kuningan. Dalam aksinya, mereka menyoroti banyaknya kasus bunuh diri di Kabupaten Kuningan selama empat tahun terakhir.
"Tahun 2017 kasus bunuh diri ada 9 orang, kemudian tahun 2018 ada 8 orang, tahun 2019 turun jadi 4 orang, lalu tahun 2020 naik lagi jadi 9 orang. Yang mengkhawatirkan di tahun 2021 ini, baru 5 bulan sudah ada 8 orang. Lantas dimana peran pemerintah untuk mengatasi kasus-kasus bunuh diri ini?," papar Ade Irvan, salah seorang orator dalam aksi tersebut.
Pihaknya mempertanyakan sejauhmana kepedulian pemerintah saat mengetahui tingginya angka kasus bunuh diri di kalangan rakyatnya.
"Jika nanti ada lagi kasus bunuh diri, rakyat Kuningan perlu mempertanyakan sejauhmana kepedulian para pejabat di pemerintahan Kabupaten Kuningan ini. Berarti mereka selama ini diam saja," tandasnya.
KAMMI juga menyoroti bahwa kasus bunuh diri yang banyak terjadi selama ini sebagian besar dilatarbelakangi oleh masalah ekonomi.
"Kita butuh langkah kongkrit, bagaimana solusi Pemkab Kuningan untuk mengatasi masalah ekonomi yang melilit warga sehingga mereka melakukan bunuh diri," katanya. (Nars)