Kepala Desa Darma, Yadi Juharyadi |
KUNINGAN - Meski di tengah masa Pandemi Covid-19, Pemerintahan Desa /Kecamatan Darma tetap bisa menjalankan banyak program pembangunan untuk penataan berbagai sarana fisik dan pemberdayaan masyarakat. Kepala Desa Darma, Yadi Juharyadi, mengatakan hal itu saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (03/05/2021).
Dipaparkan Yadi, pihaknya bisa melaksanakan banyak program pembangunan akhir-akhir ini walaupun tidak menggunakan Dana Desa. Karena Desa Darma, katanya, memiliki Pendapatan Asli Desa (PADes), salah satunya dari sewa kios yang berada di Pasar Darma.
"Ya, Pemdes Darma memiliki kios yang telah menyumbang PADes cukup lumayan. Kita ekspresikan PADes yang besarannya Rp 500-600 jutaan ini dalam berbagai program pembangunan," terang Yadi.
Dari PADes tersebut, tanpa mengganggu Dana Desa yang kini difokuskan untuk penanganan Pandemi Covid-19, Pemdes Darma telah bisa membangun sebuah tungku pengolahan sampah desa. Besaran anggaran untuk mengelola sampah ini adalah Rp 270 juta, murni dari PADes.
PMB UNIVERSITAS KUNINGAN KLIK DI SINI
PMB Uniku |
"Kemudian kita memberikan stimulan pada 5 masjid yang ada di Desa Darma dengan besaran anggaran Rp 54 juta. Kita juga telah bisa merenovasi bangunan di Pasar Darma dengan biaya Rp 150 juta, " sebutnya.
Dana PADes Darma juga, imbuhnya, diberikan kepada Karang Taruna Desa Darma sebesra Rp 9 juta. Lalu, untuk pemasangan 58 titik Penerangan Jalan Umum Desa/ merkuri, pihaknya menggelontorkan Rp 1,5 juta per titik.
"Alhamdulillah kita juga telah membangun Rutilahu dengan menggunakan PADes ini menghabiskan biaya Ro 15 juta. Kemudian, untuk penanggulangan covid dengan dana di luar Dana Desa, kita gunakan Rp 30 juta, " tutur Yadi.
PMB FAHUTAN UNIKU KLIK DI SINI
![]() |
Kampus Fahutan Uniku |
Ke depan, ujar Kades yang tidak mau diam untuk mengabdi pada masyarakat ini, pihaknya sedang memfokuskan beberapa kegiatan lagi yang jadi prioritas. Kegiatan tersebut ditujukan untuk mendongkrak PADes agar lebih besar di tahun depan.
"Dua program besar yang sedang kita fokuskan adalah upaya pembenahan sumber mata air, untuk ketersediaan air bersih bagi masyarakat dan pembenahan Obyek Wisata Darma Loka serta satu program besar lainnya adalah pembangunan pabrik air mineral dalam kemasan," jelasnya.
Untuk pembenahan sumber air warga, pihaknya menganggarkan dana pendamping Rp 503 juta. Sementara untuk pembenahan Obyek Wisata Religi Darma Loka, Yadi mengaku telah memiliki rencana bersama pihak Stipar Trisakti. Besaran anggaran total untuk pembenahan sumber air dan wisata ini adalah Rp 1,5 milyar.
"Sumbernya selain dari sharing dana pendampingan desa, adalah dari Bankeu dan DAK. Kita telah mendapat lampu hijau dari pusat, " ujarnya.
Ditanya kenapa memilih memilih pembenahan OW Religi Darmaloka, Yadi merasa prihatin karena tempat bersejarah sebagai pusat penyebaran Agama Islam di Jawa Barat, yang sudah ada sejak ratusan tahun ini seolah tidak tersentuh pemerintah.
"Kita tidak ingin sejarah besar pusat penyebaran Islam di Jabar ini hilang begitu saja," tandasnya.
Untuk pembenahan sumber air bersih yang difokuskan anggarannya dari Dana Desa, pihaknya juga mengaku sedang menunggu titik terang bantuan dari propinsi untuk pipanisasinya.
Yang menjadi permasalahannya saat ini, ujar Yadi, adalah jika Banprop untuk pipa ini terlambat, pihaknya khawatir distribusi air ke PAM bisa terganggu.
"Saat ini warga sepakat nanti akan memakai water meter dari sumber air itu," katanya lagi.
Jika beberapa program besar tersebut terealisasi, Yadi optimis, untuk Pendapatan Asli Desa pada tahun 2022 bisa mencapai besaran Rp 1,7 milyar.
Satu program besar lainnya, yang akan dilaksanakan pada tahun 2022, Pemdes Darma merencanakan pendirian pabrik air mineral dalam kemasan. Jika program pabrik air ini terwujud, Yadi makin optimis, PADes Darma di Tahun 2023 bisa mencapai Rp 2,5 milyar.
"Ya dengan berdirinya pabrik air mineral ini, kita optimis akan mendongkrak PADes secara signifikan," tandasnya.
Meski beberapa pembangunan sudah dilakukan, pihaknya mengaku masih memiliki harapan dan hambatan.
"Harapan bantuan khusus untuk pemulihan ekonomi paska pandemi covid, kita merencanakan untuk membuka OW baru yakni di Gunung Luhur dan Parenca (Curug Cidarma)," sebutnya.
Sementara, dalam pembangunan pengolahan sampah desa, yang disebutkannya telah memiliki kapasitas 10 kwintal per hari ini, Yadi mengungkapkan, sama sekali belum ada bantuan dari pemerintah kabupaten.
"Pengelolaan sampah ini kan tanggungjawab negara, bukan desa. Kita harapkan Pemkab Kuningan melalui Dinas LH juga bisa membantu," tandasnya.
Adapun bantuan yang diharapkan untuk pengelolaan sampah di Desa Darma ini, katanya, adalah alat pencacah sampah dan biaya untuk pengelolaan gedung.
"Ya kita sangat menanti bantuan Pemkab melalui Dinas LHnya, kita sudah siapkan lahan 2 hektar untuk bangunan pengelolaan sampah ini," ujarnya.
Di akhir pembicaraan, Kades Yadi juga ingin menyentuh Dinas Perhubungan Kuningan agar bisa menempatkan traffic light (lampu merah) di pertigaan Bakom dan pintu masuk Desa Darma.
"Mengingat tingginya angka kecelakaan di lokasi simpang tiga ini, kita harapkan Dishub bisa memasang traffic light di sana. Lokasi ini juga lalu lintasnya sangat padat dan ada perkantoran perbankan yang selalu ramai," tutupnya.(Nars)