KUNINGAN - Dua bulan menjaga posko Cek Point Perbatasan, para petugas, khususnya dari Dinas Perhubungan, BPBD, Satpol PP, TNI dan Polri, belum mendapat test rapid untuk memastikan kondisi kesehatan mereka. Selain itu, pasokan vitamin yang sangat dibutuhkan mereka saat berjaga tidak juga diterima hingga kini.
Kondisi tersebut terpantau di Posko Check Point Perbatasan Kuningan-Cirebon yang berada di Desa Sampora, Kecamatan Cilimus, saat kuninganreligi.com mengikuti kunjungan Anggota DPRD Kuningan dari Fraksi Gerindra Bintang, Sri Laelasari, Senin (18/05) malam.
"Mereka, para petugas jaga cek point ini mengeluhkan belum ditest rapid. Juga tidak adanya vitamin untuk menambah stamina bagi mereka, " terang Sri saat ditanya wartawan.
Saat kunjungannya, Sri juga mempertanyakan kenapa tidak ada satu pun petugas yang memakai hazmat saat berjaga. Hal itu dijawab petugas dari Tim Kesehatan, bahwa karena jumlah pemudik tidak seramai beberapa waktu lalu maka mereka tidak mengenakan hazmat.
"Namun, mereka masih menerapkan kehati-hatian dan protokol kesehatan serta Social Distancing saat melakukan pemeriksaan pemudik, " ujar Sri.
Terkait tidak adanya vitamin dan belum adanya test rapid bagi para petugas jaga cek point ini, Sri Laelasari, mempertanyakan ke mana larinya anggaran penanganan Covid-19 Kabupaten Kuningan yang jumlahnya Milyaran rupiah.
"Mereka ini petugas penting dalam penanganan Covid-19 yang beresiko tinggi terpapar, namun perhatian pada mereka tidak ada. Ke mana larinya anggaran Milyaran rupiah itu?, " tandasnya.
Sementara, Perwira Pengendali Posko Cek Point Sampora, Ipda Farikhin, membenarkan kondisi para petugas di sana belum mendapat perhatian untuk ditest rapid dan belum mendapat suplai vitamin.
Padahal mereka sudah dua bulan bekerja di garda terdepan memeriksa pintu masuk wilayah Kuningan.
"Iya belum ada test rapid, untuk petugas, kecuali dari Tim Kesehatan. Vitamin juga tidak ada, " jelasnya.
Bahkan, salah seorang petugas mengaku terpaksa membeli suplemen vitamin yang harganya hingga ratusan ribu agar kondisi kesehatannya terjaga.
"Daripada sakit, saya terpaksa beli vitamin sendiri. Nunggu diberi mah, kapan dapatnya, hingga dua bulan di sini belum juga ada, " ketus petugas itu.
Terpisah, di beberapa posko penjagaan PSBB atau kawasan tertib social distancing yang ada di Kuningan pun terpantau minim perhatian.
Mereka mengaku hanya mendapat suplai masker sekali selama mendapat tugas berjaga.
"Mungkin pemerintah masih mengurus hal lain yang lebih penting, " ungkap Dudi Lukman, petugas jaga dari Satpol PP Kuningan, beberapa waktu lalu. (Nars)