KUNINGAN - Saat membagi-bagikan paket sembako untuk warga terdampak pandemi Covid-19, sebagai pengganti kegiatan reses, pada Kamis (02/04/2020), Anggota DPRD Kuningan dari Fraksi Gerindra Bintang, Sri Laelasari, mengaku terkejut saat menjumpai sebuah rumah gubuk berdinding bilik bambu.
Gubuk tersebut berada di bibir tebing jalan, tepatnya di Lingkungan Lamepayung Desa Cangkuang, Kecamatan/Kabupaten Kuningan.
Sri, yang juga penggiat sosial penanggulangan HIV/AIDS tersebut, mengaku miris saat melintas dan melihat gubuk tersebut. Makanya, Ia segera turun dari kendaraan untuk memberikan bantuan paket sembako yang dibawanya.
Ketika masuk ke dalam gubuk, Sri menjumpai tiga orang penghuninya, yakni Abah Jasim (67 tahun) , Emak Sapti (60 tahun) dan seorang cucunya yang berusia belasan tahun.
"Sebagai wakil rakyat maafkan saya yang baru tahu keadaan keluarga Ibu, terus terang Saya malu, sekali lagi maafkan Saya, " ujar Sri sembari mencium tangan Emak Sapti.
Kepada mereka, dirinya mengatakan akan segera mendata apa saja yang dibutuhkan agar gubuk bilik tersebut bisa segera diperbaiki.
"Akan kami usulkan untuk dapat bantuan rutilahu, kasihan mereka, " ujar Sri kepada kuninganreligi.com.
Ia menyebutkan mendapat pengalaman baru dari kegiatan bagi-bagi sembako yang dilakukannya.
Selain memberikan paket sembako, kepada warga yang ditemuinya di lapangan, Sri juga mengedukasi mereka agar tetap menjaga kesehatan dan hidup bersih untuk menghindari penyebaran virus Covid-19 yang saat ini sedang mewabah.
Apalagi, imbuhnya, sesuai data dari Crisis Center Covid-19 Kabupaten Kuningan, per Hari Kamis (02/04) ini sudah tercatat jumlah total kasus 567 orang.
"Sambil bagikan sembako ini, Saya mengajak warga untuk tetap di rumah saja, karantina mandiri selama dua pekan dan melakukan Social Distancing jika berada di luar rumah agar penyebaran Covid-19 bisa ditekan, " ungkap Sri.
Sri juga mengaku sengaja melakukan penyebaran bantuan sembako secara door to door atau home visit secara pribadi tanpa melalui Tim.
"Agar Saya bisa tahu langsung kondisi masyarakat dari dekat dan bisa menampung apa yang diharapkan warga dari seorang wakil rakyat. Sejatinya seperti itu kan, tujuan reses, " tandasnya.
Sementara, Emak Sapti dan Abah Jasim, saat ditanya tanggapannya terkait pembagian paket sembako yang dilaksanakan para anggota dewan, menilai hal itu sebagai kegiatan positif.
"Alhamdulillah, baru saat ini ada anggota dewan yang mau masuk rumah kami dan langsung memberi bantuan, " ungkap Emak Sapti yang mengaku sudah belasan tahun tinggal di gubuk tersebut.
Pekerjaannya bersama suami selama itu hanyalah sebagai pemungut rongsokan untuk bisa menyambung hidup. Dengan penghasilan Rp 100 ribu per minggu, Emak Sapti mengaku bersyukur masih bisa makan.
Ia mengaku juga, dua tahun yang lalu ada pejabat yang juga berjanji akan membuatkan rumah layak padanya. Namun hingga sekarang tidak ada tindak lanjut dari pejabat tersebut, maupun dari bawahannya.
"Ya mungkin bukan rejeki Emak, kenyataanya hingga saat ini tiada kabar apapun. Padahal dulu sempat dimintai fotokopi KTP dan KK segala, " katanya sembari tersenyum. (Nars)