Satu Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Desa Parung, Ini Identitasnya - Kuningan Religi

Breaking



Sabtu, 14 Maret 2020

Satu Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Desa Parung, Ini Identitasnya


KUNINGAN - Satu korban meninggal dunia akibat kecelakaan tunggal, terjunnya sepeda motor jenis Vixion di Blok Lamping Desa Parung, Kecamatan Darma, pada Jum'at (13/03/2020), akhirnya diketahui identitasnya. 

Berdasarkan laporan Kapolsek Darma melalui Ka SPK III Sektor Darma,  korban meninggal dunia adalah Suatma Taufik, 44 tahun,  warga Dusun Cijujung Rt 001/002 Desa Cijujung Kecamatan Sukaraja,  Kabupaten Bogor.



Pria yang diketahui bekerja sebagai buruh harian itu dilaporkan  mengalami luka patah kaki kanan dan meninggal dunia.

"Kejadian laka lantas ini dilaporkan dan ditangani unit Laka Lantas Polres Kuningan," tulis laporan yang kuninganreligi.com terima Jum'at (13/03) malam. 

Sebelumnya diberitakan,  petugas Pemulasara jenazah RSUD 45 Kuningan, Wawan,  membenarkan telah menerima korban meninggal dunia dari Puskesmas Darma,  Jum'at sore. 

"Jenazah sudah di freezer karena belum ada keluarga yang datang.  Identitasnya Saya tidak tahu,  karena tidak ada tanda pengenal, " ujarnya.

Jenazah tersebut diketahui adalah satu dari tiga penumpang sepeda motor yang mengalami kecelakaan di Desa Parung tersebut. 

Dua korban lainnya,  bernama Asep Jaenudin (21), dan Syahrul (19) warga Blok Jumat Rt 05/01 Desa Ranjiwetan Kecamatan Kasokandel Kabupaten Majalengka. Keduanya mengalami luka berat dan ringan. 

Terpisah, Kades Parung,  Osa Maliki, menjelaskan kejadian kecelakaan berlangsung saat warga hendak pergi Sholat Jum'at. 

"Diduga karena rem blong,  sepeda motor tersebut langsung jatuh ke jurang. Tiga penumpangnya ditemukan nyangkut di pepohonan dan dievakuasi warga, " ungkap Osa. 

Dilematis Pembatas Jalan

Kepala Desa Parung,  Osa Maliki melalui sambungan telepon mengatakan, di jalan tempat laka tersebut memang sering terjadi kecelakaan. Namun,  untuk laka tunggal yang terjadi Jum"at (13/03) siang,  adalah korban terparah. 



"Saya juga dilematis Kang,  untuk antisipasi keselamatan pengguna jalan memang harus ada pengaman di pinggir jalan tersebut.  Jika memakai pilar khawatir menambah parah korban jika tertabrak, " kata Osa. 

Ia mengaku pernah mengusulkan ada pembatas jalan sebagai pengamanan pengendara kepada Dishub Kuningan.  Tapi hingga kini belum terealisasi.